PENASULTRA.ID, JAKARTA – Dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022 yang merupakan program unggulan Kemenparekraf/Baparekraf, terdapat kategori penilaian baru yakni kelembagaan desa.
Penilaian baru ini bertujuan untuk menunjukkan kolaborasi antara masyarakat dalam upaya mengembangkan potensi desa di wilayah masing-masing, sehingga diharapkan mampu memberikan nilai tambah dan menciptakan peluang usaha serta lapangan kerja.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf)/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, dalam acara Bimbingan Teknis dan Workshop Online Zona I & II ADWI 2022, di Jakarta, Rabu 16 Maret 2022 mengatakan, kelembagaan desa menjadi poin penting dalam penilaian ADWI 2022.
Pasalnya, masyarakat desa yang sadar wisata, kreatif, inovatif, dan kolaboratif akan menjadi ujung tombak dari pengembangan desa wisata tersebut.
Kelembagaan desa juga sesuai dengan konsep community based tourism (pariwisata berbasis masyarakat). Konsep ini mengedepankan masyarakat sebagai pelaku utama dalam pengembangan pariwisata desa secara berkelanjutan.
“Insya Allah, dengan memperkuat kolaborasi melalui kelembagaan desa, tahun ini akan menjadi tahun kebangkitan ekonomi kita,” ujar Menparekraf.
Salah seorang anggota Dewan Juri ADWI 2022, Panca R. Sarungu, menambahkan, kelembagaan desa sebagai kriteria terbaru dalam ajang ADWI 2022 ini akan menunjukkan seberapa besar dan seberapa kuat kolaborasi yang terjadi di tiap desa wisata.
“Karena menurut saya sejatinya dengan kolaborasi dapat mewujudkan impian, harapan, serta cita-cita di tiap desa wisata menjadi destinasi yang unggul dan berkelas dunia,” katanya.
Selain kelembagaan desa, ada enam kategori penilaian lainnya, yakni daya tarik wisata, homestay, konten digital dan kreatif, suvenir, toilet, dan CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability).
Menparekraf berharap agar seluruh desa wisata yang ada di Indonesia mendaftarkan desanya melalui laman website jadesta.kemenparekraf.go.id. Karena data tahun 2021, dari total 7.275 desa wisata Indonesia, yang mendaftar baru sekitar 25 persen dari jumlah tersebut. Sehingga tahun ini, Menparekraf menargetkan 3.000 desa yang masuk ke dalam jaringan desa wisata.
Discussion about this post