Sementara itu, Direktur Pemasaran Pariwisata BOB Agus Rochiyardi mengatakan ada beberapa faktor yang menjadikan kekuatan ketersediaan rantai pasok menjadi penting dalam pengembangan pariwisata di Borobudur.
Faktor-faktor tersebut adalah pandemi yang meluluhlantakkan sendi-sendi ekonomi, perang Rusia-Ukraina yang berdampak terhadap perekonomian dunia, pariwisata dan ekonomi kreatif sebagai tulang punggung perekonomian, dan quality tourism.
“Selain itu, sesuai dengan RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) 2020-2024 terkait quality tourism, faktor dasar daya saing parekraf adalah sustainable parekraf, produk dan jasa yang unik dan high value experience bagi wisatawan. Maka perlu ada penguatan rantai pasok demi pengembangan sektor parekraf di Borobudur ke arah yang lebih baik,” kata Agus.
Agus menyampaikan ada beberapa hal yang perlu dilaksanakan dalam menjamin ketersediaan rantai pasok parekraf di kawasan Borobudur. Yaitu peningkatan nilai produk dan juga sumber daya manusia pelaku parekraf, sinergitas dan kolaborasi berbagai pihak.
“Jadi dalam peningkatan nilai produk kita perlu meningkatkan pemasaran dengan memanfaatkan platform digital yang ada serta meningkatkan kualitas dari produk. Selain itu, hal ini juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas ekosistem ekonomi kreatif yang memberikan nilai tambah pada produknya sehingga berdaya saing tinggi, mudah diakses, dan terlindungi secara hukum,” tutur Agus.
Discussion about this post