Sandiaga mengatakan, Kain Sureq Marasa salah satu produk ekonomi kreatif yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya pengrajin yang mayoritas dilakukan oleh ibu-ibu daerah pesisir Sulbar.
“Tenun Sutra Sureq Marasa dibuat dengan proses handmade dan ditenun dengan alat tradisional yang keseluruhannya dilakukan oleh tenaga manusia, sehingga memiliki nilai jual yang tinggi,” kata Sandiaga.
Sementara itu, syal yang terbuat dari songkek khas Manggrai NTT ini adalah kain tenun yang wajib dikenakan saat acara-acara adat. Antara lain saat kenduri (penti), membuka ladang (randang), hingga saat musyawarah (Nempung).
Motif yang dipakai pun tidak sembarang. Setiap motif mengandung arti dan harapan dari orang Manggarai dalam hal kesejahteraan hidup, kesehatan dan hubungan, baik antara manusia dan sesamanya, manusia dengan alam maupun dengan sang pencipta.
Tak hanya pakaian tradisional yang dihadirkan, produk subsektor kuliner khas NTT pun turut ditampilkan pada 1st TWG 2022.
Chair of Tourism Working Group, Frans Teguh mengatakan, produk-produk tersebut meliputi Kopi Bajawa yang berasal dari daerah Ngada, Kacang Kenari Kakao Kayu Manis yang merupakan kuliner khas daerah Alor serta Kopi Juria yang merupakan kopi khas Manggarai Timur.
Discussion about this post