Demi mewujudkan hal tersebut, Kemenparekraf pun berkolaborasi dengan LSP Parsi (Lembaga Sertifikasi Profesi Pariwisata dan Spa Indonesia) untuk mengadakan sertifikasi kompetensi bagi 2.000 asesi pada sektor ekonomi kreatif di 5 Destinasi Super Prioritas (DSP), 10 Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP), atau wilayah penyangganya untuk tujuh subsektor ekonomi kreatif yaitu kuliner, kriya, fesyen, kreator film dan televisi, musik, fotografi, dan animedia.
“Untuk fasilitasi sertifikasi kompetensi, kami alokasikan bagi LSP Parsi sejumlah 200 asesi, yang sudah terlaksana sejumlah 50 asesi di Lombok, kemudian hari ini sejumlah 100 asesi di Yogyakarta, dan yang akan datang sejumlah 50 asesi di Toba. Kegiatan ini diharapkan dapat menciptakan SDM ekonomi kreatif yang dapat membangkitkan perekonomian Indonesia, khususnya di Yogyakarta,” katanya.
Sertifikasi ini, kata Frans, juga memiliki peranan penting dalam pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan atau sustainable development goals di Indonesia dan ini bisa menjadi “pintu gerbang” dalam pencapaian pilar ekonomi berkelanjutan dengan menciptakan tenaga kerja yang kompeten.
“Kemenparekraf terus mendorong para LSP ekonomi kreatif untuk mengadakan kegiatan seperti ini sehingga kita bisa berkolaborasi dalam sinergi membangun Indonesia maju,” tutup Frans.
Discussion about this post