<strong>PENASULTRA.ID, KENDARI</strong> - Kementerian Pertahanan (Kemhan) mengadakan sosialisasi sumber daya alam dan buatan (SDAB) untuk komponen pendukung (Komduk) pertahanan negara (Hanneg) di Ruang Pola Kantor Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Selasa 28 Juni 2022. Direktur Sumber Daya Pertahanan Ditjen Potensi Pertahanan (Pothan) Kemhan, Brigjen TNI Fahrid Amran mengatakan, sistem pertahanan bersifat semesta yang melibatkan seluruh warga negara, wilayah dan sumber daya nasional lainnya. Dalam menghadapi ancaman militer, tentu TNI yang menjadi leading sector (basis sektor). Namun, jika ancaman yang dihadapi adalah non militer, maka kementerian di luar pertahanan yang akan menjadi leading sector dengan memanfaatkan seperti SDM, SDA dan buatan dan sarana dan prasarana nasional yang dimiliki. "Pertahanan negara bukan hanya tugas tentara militer saja, tapi juga seluruh warga negara Indonesia. Kalau terjadi perang sekarang kita siap atau tidak, apa yang akan dilakukan. Ini perlu kita ketahui," kata Fahrid. Menurutnya, saat ini tentara reguler Indonesia hanya sekitar 400 ribu orang, sementara penduduk Indonesia sekitar 200 juta orang lebih. Olehnya, Indonesia butuh masyarakat secara sukarela bergabung dalam komponen cadangan alias komcad (tentara non reguler) yang merupakan warga negara Indonesia (usia 18-35 tahun) yang akan membantu memperkuat pertahanan negara. "Kita ingin kocad lebih banyak dari tentara aktif atau reguler. Karena di negara-negara maju, komcad lebih banyak, sehingga jika terjadi perang sudah siap. Ini yang perlu dilakukan. Komcad akan dilatih selama tiga bulan. Pada 2021 ada 3103 komcad yang telah dilantik," ujar Fahrid. Ia beharap, Pemprov Sultra ikut mendukung terbentuknya komcad lewat APBD. "Bukan hanya APBN tapi juga APBD. Tahun ini kami menargetkan 2.500 warga negara Indonesia mengikuti program tersebut. Kewajiban pemerintah mensosialisasikan, ini ada program Komcad, bagian dari bela negara," Fahrid menambahkan. Sementara itu, Sekretaris Provinsi (Sekprov) Sultra, Asrun Lio mengatakan, Sultra punya sumber daya buatan, seperti bandara. Di Sultra ada lima bandara, satu bandara utama dan empat bandara pendukung. "Bandara Haluoleo di Kendari sebagai bandara utama. Lalu pendukung yakni Bandara Betoambari di Baubau, Sangianibandera di Kolaka, Sugimanuru di Muna Barat dan Matahora di Wakatobi," beber Asrun Lio. Ia berharap, sosialisasi ini dapat menciptakan kesiapsiagaan peran SDAB dalam mendukung pertahanan negara. "Pemda siap dukung. Pejabat struktural daerah diharapkan mengikuti kegiatan ini dengan baik. Sehingga kedepan dapat menyosialisasikannya kepada masyarakat," Asrun Lio memungkas. <strong>Penulis: Yeni Marinda</strong> <strong>Jangan lewatkan video populer:</strong> https://www.youtube.com/watch?v=i8-HMYOLJuU
Discussion about this post