<strong>PENASULTRA.ID, KENDARI</strong> - Sulawesi Tenggara (Sultra) pada periode Juli 2022 tercatat mengalami inflasi sebesar 2,08 persen. Hal ini mengalami peningkatan dari bulan sebelumnya (Juni 2022) yang mengalami deflasi sebesar 0,24 persen atau lebih tinggi dari nasional yang sebesar 0,65 persen. Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Sultra, Doni Septadijaya mengatakan, inflasi pada Juli 2022 ini didorong oleh kelompok administered price yakni kenaikan tarif angkutan udara dan bahan bakar rumah tangga yang masing-masing sebesar 0,8 persen. Untuk tarif angkutan udara yakni kenaikan harga avtur dan penyesuaian tarif pajak bandara di tengah permintaan yang tinggi selama periode libur Iduladha. "Sedangkan kenaikan harga bahan bakar RT dipicu oleh penyesuaian harga LPG non subsidi ukuran 5 dan 12 kg akibat kenaikan harga gas dunia," kata Doni dalam acara bincang bareng media (BBM) disalah satu rumah makan di Kendari, Jumat 12 Juli 2022. Menurutnya, selain itu pada kelompok administered price, masih tingginya curah hujan pada Juli 2022 menyebabkan gangguan pasokan beberapa komoditas sayuran dan ikan mengalami kenaikan harga. "Seperti bawang merah sebesar 0,18 persen, ikan layang 0,13 peren dan ikan kembung 0,11 persen," ujar Doni. Meski demikian, katanya, inflasi pada Juli 2022 tertahan oleh pasokan minyak goreng seiring realisasi perdagangan dengan mitra distributor yang berasal dari luar Sultra berdampak pada normalisasi harga minyak goreng yang terus berlanjut. "Komoditas penyumbang deflasi pada Juli 2022 yakni minyak goreng sebesar 0,03 persen, jeruk nipis 0,02 persen serta daging ayam ras, emas perhiasan dan ikan bandeng yang masing-masing 0,01 persen," Doni memungkas. <strong>Penulis: Yeni Marinda</strong> <strong>Jangan lewatkan video populer:</strong> https://www.youtube.com/watch?v=oPZj98jH0KQ
Discussion about this post