Dalam kesempatan itu, Ali Mazi mengenang ibunda sebagai sang motivator, yang terus memberikan dorongan, motivasi, dan nasehat-nasehat kebaikan dalam mengarungi dan menghadapi persoalan hidup.
View this post on Instagram
“Khusus kepada saya pribadi sebagai anak tertua dari tujuh bersaudara, beliau terus memberikan petuah-petuah. Apalagi sejak saya terpilih sebagai gubernur Sultra dari periode pertama 2003-2008 dan periode kedua sekarang ini, agar menjalankan tugas pengabdian dengan jujur, ikhlas, tekun, dan ulet,” ungkap Ali Mazi.
Nasehat-nasehat tersebutlah, kata Ali Mazi, yang selalu mengilhami dan mengawal gerak langkahnya dalam melaksanakan tugas pengabdian kepada masyarakat dan daerah Sultra, serta bangsa dan negara.
Sang ibunda, di mata Ali Mazi adalah seorang ibu yang telah menjalankan tugasnya dengan sangat luar biasa. Ibu yang mengandung, berjuang melahirkan, merawat dan membesarkan anak-anaknya dengan penuh keihklasan, kesabaran, dan penuh kasih sayang.
“Beliau adalah panutan sejati. Dengan segala keterbatasan pada saat itu, terlebih sepeninggal ayah kami yang telah lebih dahulu dipanggil sang pencipta, beliau dalam suka dan duka terus sabar membimbing kami agar menjadi orang yang sukses dan dapat bermanfaat bagi keluarga, agama, masyarakat, bangsa dan negara,” ujar dia.
Siapapun pasti merasa bersedih dan tidak mudah menerima kenyataan kehilangan orang yang kita cintai. Secara pribadi, ia merasakan betapa sedih dan beratnya kehilangan, terlebih sebelumnya pada bulan Juli lalu, sang istri tercinta, almarhumah ibu Agista Ariany Bombay juga dipanggil oleh sang khaliq.
Discussion about this post