Hasto mengajak para remaja untuk melakukan perencanaan sebelum menikah.
“Nah, untuk mencegah bayi lahir stunting, adek-adek yang perempuan sebelum nikah lakukan pemeriksaan calon pengantin (catin) di puskesmas, cek Hb, cek lingkar lengan atas minimal 23,5 cm, jaga berat badan ideal,” ujarnya menerangkan.
Menyinggung tema pameran yang mengangkat produk lokal, Hasto juga memberikan tips cegah stunting melalui produk lokal.
“Mencegah stunting tidak perlu produk asing, produk lokal cukup. Kalau ada ikan lele itu sudah bagus, murah dibanding daging sapi. Pokoknya kalau mau menikah harus sehat dulu. Kalau sudah menikah harus direncanakan, jangan hamil terlalu tua, terlalu muda, terlalu dekat, dan jangan terlalu sering,” ucapnya dalam memberikan statement penutup materinya.
Paparan dokter Hasto tersebut disambut antusiasme para pelajar yang berebut mengajukan pertanyaan. Di antaranya ada peserta yang mengulas kembali ajakan makan ikan.
“Mengenai problematika di masyarakat, ada yang tidak suka makan ikan karena menimbulkan alergi. Ini disebabkan dari kandungan ikannya atau dari orangnya?,” tanya salah satu peserta.
Hasto pun menjawab dari sisi ilmu kedokteran.
“Alergi ikan itu ada pada orang yang punya bakat. Namanya atopik, cirinya kulit tipis mata sendu, kalau kena rumput merah-merah, kena angin bisa asma. Orang seperti ini mudah alergi terhadap protein. Bakat ini sifatnya menurun. Asma adalah bagian dari alergi yang atopik, namun tidak menular,” jawab Hasto.
Adapun pertanyaan lain yang diajukan peserta, yakni cara mencegah stunting bagi catin laki-laki.
“Izin bertanya pak, tadi kan disebutkan cara cegah stunting bagi perempuan. Lalu apa contoh antisipasi agar mengurangi stunting untuk laki-laki?,” tanya peserta.
“Persiapan menikah agar anak tidak stunting, bagi laki-laki khususnya, ini memang penting dijelaskan. Kalau laki-laki tidak sehat maka bibitnya tidak sehat. Perokok berat, peminum berat, levernya jadi terganggu,” jawab Hasto.
Discussion about this post