Sementara Yusuf, yang memiliki nama populer lain Theo M.Yusuf, lama mengabdi di Kantor Berita ‘Antara’, dan kini mengelola portal IMBC News bersama beberapa wartawan senior lainnya. Pegiat media berusia 61 tahun ini sebelumnya juga sudah menjadi anggota DKP PWI Jaya periode 2019-2024.
Di samping menjadi dosen di beberapa perguruan tinggi, dan terus menulis buku, Yusuf juga merupakan assesor (penguji) Uji Kompetensi Wartawan (UKW) PWI, di mana ia kerap bertugas bersama Kesit B Handoyo.
Kesit dan Yusuf sama-sama sudah menerima Kartu Pers Nomor Satu atau Press Card Number One (PCNO), penghargaan tertinggi dari PWI Pusat untuk individu wartawan, atas dedikasi, loyalitas dan integritasnya dalam menjalankan peran dan fungsi kewartawanannya selama lebih dari 25 tahun.
Penghargaan PCNO setiap tahunnya diberikan saat perayaan Hari Pers Nasional (HPN). Kesit dan Yusuf sama-sama memperoleh PCNO pada HPN 2023 di Medan, Sumatra Utara.
“Sejak mahasiswa saya sudah menulis opini di sejumlah media, antara lain Harian Bisnis Indonesia, Neraca dan Suara Karya,” papar Yusuf, yang meraih S1-nya di Universitas Muhammadiyah, S2 di Unpad, dan S3 di Unpas, Bandung.
“Cita-cita saya sebenarnya ingin menjadi kyai, ternyata bergelut di dunia kewartawanan dan tulis menulis,” ungkap penulis tujuh buah buku yang di KB ‘Antara’ terakhir menjabat Direktur Investasi Dana Pensiun dan purna bakti pada 2020.
Deklarasi Kesit-Yusuf sebagai Ketua PWI Jaya dan Ketua DKP PWI Jaya 2024-2029 dihadiri perwakilan dari pendukungnya. Sebagian dari mereka berbicara terkait Konferprov PWI Jaya 2024 ini, utamanya mengapresiasi duet Kesit-Yusuf. Di antaranya, H.Baidhowi Adnan, Norman Chaniago, Achmad Ristanto, Aat Surya Safaat, Cak Herry Sarsongko Ludiro, Mahfudin Nigara, Edison Siahaan dan James Tobing.
Discussion about this post