PENASULTRAID, JAKARTA – Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Prof. Arif Satria mengatakan bahwa meski sudah masuk fase Lanjut Usia (Lansia), namun itu bukan penghalang untuk terus belajar dan berkarya untuk bermanfaat bagi sesama. Sebab banyak tokoh yang justru produktif berkarya saat Lansia.
“Meski Lansia, namun jika seseorang berpikir untuk masa depan dan nilai manfaat dirinya bagi orang lain maka ia sebenarnya masih muda,” kata Arif saat membuka Pesantren Kilat Lansia pada Sabtu 22 Maret 2025 di Hotel Oasis Amir, Jakarta.
Arif mengakui, dirinya sering bertemu para tokoh senior seperti Mahatir Muhammad dan Emil Salim yang selalu bicara masa depan dan tidak terjebak kenangan masa lalu, meski mereka adalah orang sukses di masanya.
“Padahal, usia Mahatir sudah nyaris 100 tahun namun ia justru banyak bicara soal masa depan dan tidak membahas kesuksesan dirinya di masa silam saat ia memimpin Negara Malaysia,” kata Arif.
Begitu juga saat dirinya berdiskusi dengan Almarhum Emil Salim, yang saat itu berusia 95 tahun namun senantiasa bersemangat untuk membahas masalah masa depan.
“Terus terang saya iri, sangat ingin seperti mereka. Jika saya diberikan anugerah usia seperti mereka saya juga ingin tetap produktif seperti mereka dan konsen pada masa depan,” kata Arif.
Menurutnya, ciri orang yang masih muda adalah mereka yang selalu bicara soal masa depan dan selalu ingin belajar. Arif juga mengatakan, Lansia juga selain punya kewajiban menyiapkan masa depan juga harus aktif terlibat sebagai bagian dari masa depan itu juga.
“Ubahlah mindset kita pada mode growth mindset dan jangan fix mindset. Growth mindset adalah pola pikir positif, selalu belajar dan bicara tentang masa depan. Sedang fix mindset, akan takut dengan perubahan, malas belajar dan selalu bicara masa lalu,” kata Arif.
Arif juga mengutip ucapan Einstein yang mengatakan, jika seseorang sudah berhenti belajar, maka ia sedang memulai kematiannya.
“Karena itu, sebagai lansia jangan mau berhenti belajar agar usia kita tetap produktif. Selain itu, juga harus terus menjadi pembelajar dan menginternalisasi sifat Allah yaitu Al-Kholiq dan Al-Badi’ yang bermakna menciptakan yang sudah ada dan yang akan ada,” terang Arif.
Discussion about this post