“Gerakan Aksi Sadar Stop Stunting melalui khotbah Jumat ini adalah upaya gerakan bersama dan merupakan program strategis,” kata Iswandi yang juga wakil ketua TPPS Provinsi NTB.
Berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, tingkat prevalensi stunting rata-rata di NTB sebesar 31,4 persen. Provinsi NTB merupakan satu dari 12 provinsi yang menjadi prioritas percepatan penurunan stunting.
“Kita harus bekerja keras dan bergotong royong untuk mengejar target 14 persen pada 2024. Kita saling bekerja sama, tolong menolong. Karena itu peran serta pemerintah dan masyarakat sangat dibutuhkan untuk menurunkan prevalensi stunting ini,” kata Iswandi.
Iswandi juga mengajak seluruh komponen untuk bersama-sama membangun dan mengedukasi masyarakat.
“Stunting ini bukanlah aib. Menjadi tugas mulia kita bersama untuk menjaga kesehatan anak-anak kita, terhindar dari berbagai penyakit, hidup sehat, makan makanan bergizi, mendapat ASI yang cukup,” ujar Iswandi.
Koordinator Program Manajer Satgas Stunting Provinsi NTB, M. Karjono mengatakan upaya yang dilakukan melalui pendekatan mimbar diharapkan dapat menyentuh semua elemen di NTB dan menjadi Best Practice yang dapat dicontoh oleh daerah lain dalam upaya percepatan penurunan Stunting.
Discussion about this post