Proses pembuatan “Elegi” berlangsung dalam waktu yang relatif cepat. Setelah dua kali pertemuan awal di September 2024, band ini langsung masuk ke tahap workshop dan rehearsal hingga bulan Oktober. Rekaman dilakukan di studio Vamos Records di Malang, dengan bantuan produser sekaligus sound engineer, Yasa Wijaya.
“Dalam produksi “Elegi”, prosesnya tidak banyak kendala, meski kami sempat mengalami kesulitan dalam menemukan notasi. Biasanya metode yang kami pakai adalah dengan modal lagu yang sudah direncanakan di dalam kepala, baru kami mulai workshop. Akan tetapi, untuk single ini kami coba mulai semuanya dari nol tanpa membawa ide sebelumnya.
Itu pengalaman baru bagi kami,” beber Saddad.
Elegi menjadi single penutup bagi Kingkong Milkshake di 2024, yang rencananya akan melanjutkan proyek besar mereka dengan merilis album panjang kedua pada 2025. Meskipun proses penggarapan yang cepat, Kingkong Milkshake tetap berusaha
menghadirkan sebuah karya yang dapat menyuarakan keresahan-keresahan kehidupan modern secara komprehensif.
“Melalui ‘Elegi’, kami ingin memberikan pesan bahwa kita semua bisa bangkit dari luka, apapun bentuknya,” tutup Saddad.
Discussion about this post