<strong>PENASULTRA.ID, LOMBOK BARAT</strong> - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengedukasi siswa-siswi Sekolah Dasar (SD) di Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk mengelola sampah plastik melalui kegiatan daur ulang. Hal ini dilakukan sebagai upaya menanamkan kesadaran mengurangi sampah plastik dan menjaga kesehatan laut. Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut (Dirjen PKRL), Victor Gustaaf Manoppo menjelaskan bahwa edukasi daur ulang sampah plastik bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat, khususnya generasi muda tentang nilai ekonomis sampah plastik bila diolah menjadi barang bernilai guna. “KKP mengharapkan lewat edukasi ini dapat mendorong generasi muda untuk peduli terhadap kelestarian laut dengan cara mengelola sampah plastik secara bijak dan menggelorakan Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (PBLHS),” jelas Victor di depan siswa-siswi SDN 3 Sekotong Barat, Lombok Barat, NTB. Tak hanya itu, Victor juga menyebutkan edukasi daur ulang sampah plastik juga dapat meningkatkan nilai tambah warga sekolah dan masyarakat pada umumnya dari hasil pengelolaan sampah. Penyadartahuan bijak menggunakan plastik ini sekaligus dilaksanakan dalam rangka kunjungan kerja Ibu Negara Iriana Joko Widodo bersama Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE KIM) yang akan dilaksanakan pada 30 Mei 2024 di Desa Sekotong Barat, Lombok Barat. Sebagai informasi, pengurangan 70 persen sampah laut pada tahun 2025 menjadi target KKP sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2018 tentang Penanganan Sampah Plastik di Laut. Karenanya, strategi pembersihan sampah plastik di laut melalui Gerakan Nasional Bulan Cinta Laut (Gernas BCL) dilaksanakan setiap tahun sejak 2022. Tahun 2024 Gernas BCL telah dilaksanakan kick-off nya pada awal Mei serentak di 22 kabupaten kota seluruh Indonesia. Sementara itu dari lokasi edukasi daur ulang sampah plastik, Direktur Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Muhammad Yusuf menerangkan bahwa sampah plastik dan sampah kertas dapat didaur ulang menjadi beberapa kerajinan tangan. “Sampah organik seperti sisa makanan dan dedaunan dapat diolah menjadi kompos. Selain itu potensi sabut kelapa yang melimpah di Lombok Barat ini ternyata dapat diolah menjadi cocofeat sebagai pupuk sekaligus media tanam yang cukup baik” terang Yusuf. Yusuf juga menekankan pentingnya penyadartahuan kepada generasi muda tentang pentingnya mengelola sampah plastik secara bijak. “Mengapa ini perlu, karena massa depan tergantung pada mereka semua. Harapan kami tentunya anak-anak mulai sadar bagaimana mengelola plastik yang lebih baik ke depannya agar laut sehat, Indonesia sejahtera,” ucap Yusuf. Sementara itu, Leni Monika Guru SDN 3 Sekotong sangat menyambut baik inisiasi KKP untuk siswa didiknya. “Edukasi daur ulang sampah laut sangat berguna untuk anak-anak apalagi kami tinggal di dekat pantai. Anak-anak pun termotivasi dan semangat mengelola sampah di sekitar sekolah. Semoga setelah kegiatan ini anak-anak semakin pintar memilah sampah,” ujarnya. Di lokasi edukasi, Neli Familia Sentia siswa Kelas 6 SDN 3 Sekotong yang ikut dalam kegiatan mengaku senang mendapatkan kesempatan ini. “Kemarin mendaur ulang sampah menjadi bahan papan yang nantinya bisa dijadikan tempat hiasan yang bisa dipajang dan membuat tempat pensil. Saya senang jadi punya tempat pensil baru,” kata Neli. Gernas BCL merupakan salah satu program ekonomi biru yang digagas oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono. Program tersebut dirancang untuk memulihkan kesehatan laut dari dampak negatif sampah plastik di laut sebagai implementasi dari kebijakan ekonomi biru KKP. <strong>Editor: Ridho Achmed</strong> <strong>Jangan lewatkan video populer:</strong> https://www.youtube.com/watch?v=XyV4UIwxtmA
Discussion about this post