“Alhamdulillah, semua sudah ada pasarnya. Awalnya, hanya sebuah kelapa yang minimal nilai jualnya. Kemudian diolah dari semua bagian-bagiannya mulai dari sabut, tempurung, daging dan airnya. Kini, sudah bisa bernilai ekonomi tinggi,” beber Prof. Ansharullah yang juga dosen Pertanian di Universitas Haluoleo (UHO).
Sementara itu, Lurah Tobimeita, Zulfadly Iskandar menyambut baik hadirnya pelatihan peningkatan keterampilan dan pendapatan wanita tani nelayan melalui pengolahan kelapa terpadu ini.
“Kegiatan ini sangat bagus dan akan menjadi salah satu sentra pertumbuhan ekonomi baru,” cetusnya.
Diketahui, proyek yang didanai DAP ini sangatlah beragam, mulai dari proyek yang mendukung ekonomi sirkular dalam pengolahan limbah, inklusi disabilitas, pemberdayaan ekonomi perempuan di luar kota besar, hingga pertanian yang tahan terhadap perubahan iklim demi meningkatkan ketahanan pangan.
Minggu ini, Konsul-Jenderal Australia Todd Dias melakukan kunjungan kerja untuk ketiga kalinya dalam periode dua tahun terakhir di Provinsi Sulawesi Tenggara. Tahun lalu Konsul-Jenderal Australia mengunjungi salah satu proyek DAP lainnya di Desa Wambona di Pulau Buton yang berfokus pada budidaya lebah madu.
Khusus program di Tobimeita ini pun sangat dirasakan langsung manfaatnya bagi masyarakat setempat.
“Kami ibu-ibu di Kelurahan Tobimeita, kini memiliki mata pencaharian baru selain melaut, dan dapat berkontribusi pada peningkatan ekonomi keluarga kami,” ujar Rahmatia, sebagai salah satu penerima manfaat proyek.
Editor: Ridho Achmed
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post