Menurut Imam, hal ini juga patut diperhatikan oleh para konten kreator lainnya agar tidak menjadikan agama sebagai bahan olok-olok dan menabrak aturan agama hanya demi kesuksesan dan viralitas konten.
“Apalagi dengan simbol-simbol agama yang secara jelas ditampilkan dalam konten tersebut, ada orang berpeci, bersorban, wanita berhijab dan bercadar. Itu semua baik sengaja atau tidak sudah membawa simbol religi Islam yang tidak boleh dijadikan bahan pelecehan agama. Nanti orang berpikir, bahwa swinger atau bertukar pasangan suami dan istri itu ada syariatnya dalam Islam, padahal jelas itu adalah zina dan berdosa besar,” jelas Imam.
Bagi dosen yang juga mengajarkan mata kuliah konten kreatif pembelajaran itu, konten bukan segala-galanya untuk meningkatkan jumlah subscriber, sehingga harus melakukan apapun demi mereka.
“Konten kreator adalah pendidik publik, maka adab dan etika sebagai pendidik juga harus dimiliki agar tidak menghalalkan segala cara. Konten prank, percobaan sosial atau pun konten lainnya yang sifatnya rekayasa dan tidak dijelaskan dalam keterangan itu juga bisa masuk pembohongan publik, hati-hatilah,” pungkas Imam.
Discussion about this post