“Seperti pelibatan kaum perempuan, peningkatan usaha perikanan, pengelolaan keuangan rumah tangga perikanan melalui kelompok simpan pinjam, penguatan kelembagaan kelompok, pengawasan perikanan, hingga pencatatan hasil tangkapan,” beber Robert.
Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Halu Oleo Kendari, Prof. Asriyana menuturkan, PAAP merupakan best practice untuk perikanan skala kecil dan merupakan perwujudan pengelolaan berbasis masyarakat yang konkret dalam membawa perubahan terhadap masyarakat pesisir.
Meski demikian, ia tetap berharap bahwa perjuangan PAAP di Sultra bukan hanya perjuangan yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat, tetapi juga oleh berbagai pemangku kepentingan di level yang lebih luas.
“Saya berharap adanya kolaborasi antara berbagai stakeholder untuk meningkatkan efektivitas PAAP ke level yang lebih luas,” tutur Robert.
Selama 5 tahun belakangan, lebih dari 20.000 masyarakat telah dijangkau dan sekitar 2.500 orang melibatkan diri sebagai penggerak utama di desa-desa PAAP melalui Kelompok PAAP untuk terus menginspirasi masyarakat luas di kawasan mereka. PAAP juga telah menjadi sebuah ruang kolaborasi yang baik antara pemerintah, masyarakat, dan NGO untuk mengupayakan pengelolaan perikanan skala kecil yang lebih baik.
Untuk diketahui, Rare adalah sebuah organisasi konservasi yang berbasis di AS yang bekerja secara global untuk membekali mitra dan masyarakat di daerah yang paling terancam di dunia dengan keterampilan dan motivasi yang mereka butuhkan untuk merawat sumber daya alam mereka.
Selama lebih dari 30 tahun terakhir di lebih 55 negara dan ratusan kawasan kerja, Rare menggunakan pendekatan kreatif untuk mendorong terjadinya perubahan perilaku masyarakat dan stakeholder agar sumberdaya alam lebih terjaga dan dapat dinikmati oleh generasi mendatang.
Di Indonesia, Rare fokus bekerja pada pengelolaan perikanan melalui pendekatan PAAP yang saat ini tersebar di Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Maluku, dan Maluku Utara.
Di Sultra terdapat 10 kabupaten yang mengelola perikanan melalui pendekatan PAAP, yakni Kabupaten Konawe Utara (Konut), Konawe Selatan (Konsel), Konawe Kepulauan (Konkep), Bombana, Muna, Muna Barat (Mubar), Buton Utara (Butur), Buton, Buton Selatan (Busel) dan Buton Tengah (Buteng).
Penulis: Yeni Marinda
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post