Memilukan, saat menerima bogem mentah dari kelima pelaku, korban yang terbilang orang tua di Desa Dahiango yang saat itu sudah tersungkur di tanah, dibangunkan kembali dan lalu dipukuli secara “membabi buta”.
Ironisnya, LHY yang seyogianya menjadi panutan dan pelindung masyarakatnya, justru tega memukuli Iwan dengan kursi plastik hingga patah di kepala korban.
“Setelah itu masih berlanjut, katanya kasih naik di mobil, katanya saya mau dibawa di Polsek, tapi bukan juga dibawa di Polsek. Saya ditarik dan dipukul terus. Waktu itu katanya ada LD (inisial) datang dan bawa saya ke rumah, tapi saya waktu itu benar-benar sudah tidak sadarkan diri,” kisahnya.
“Akibat pemukulan itu, saat ini penglihatan saya mulai terganggu dan sering merasakan sakit dibagian bekas pukulan,” keluh Iwan lagi.
Parahnya, masih kata Iwan, para pelaku saat melakukan penganiayaan diduga kuat dalam keadaan pengaruh miras. Sebab saat kejadian tersebut kelima pelaku membawa botol minuman.
Kejadian pemukulan LHY dan empat pelaku sempat disaksikan oleh RP (27) dan KS (56). Namun keduanya tak berani untuk melerai dan lebih memilih menghindar.
“Iya saya lihat langsung dan betul LHY yang memukul duluan kemudian dikeroyok sama kawan-kawannya. Yang saya liat LHY ludahi lalu dia tarik dan dia tonjok mukanya. Saya tidak bantu karna saya merasa ketakutan sekali. Saya lihat dia (Iwan) terbanting, saya langsung masuk karna ketakutan,” kata RP yang ditemui di tempat yang sama.
“Tidak lama kemudian, begitu saya keluar lagi, diorang tarik lagi Kadir Markus itu pas kejadian di depan rumah saya,” beber RP.
Senada, KS menuturkan, menyaksikan pemukulan terhadap Iwan, namun ia juga serupa dengan RP, tak berani untuk ikut campur dan memilih diam.
Discussion about this post