“Peningkatan status BLK Kendari sekaligus jawaban atas salah satu tuntutan pemerintah terhadap investasi asing agar terjadi transfer of knowledge dari pekerja asing ke pekerja lokal. Kehadiran BLK bertaraf internasional dapat menjadi jembatan atas visi itu,” kata Ali Mazi melalui Kadis Kominfo Sultra dalam releasenya, Sabtu 20 Februari 2021.
Ketika bertemu dengan Kepala BNPB Doni Monardo, sambung dia, salah satu isu strategis yang mengemuka adalah rencana relokasi permukiman rawan bencana di ibukota Kabupaten Buton, Pasarwajo, yang akan diintegrasikan dengan Kawasan Ekonomi Khusus Pengembangan Aspal Buton.
View this post on Instagram
Tambahnya, setidaknya ada dua alasan mengapa rencana relokasi bagi warga Pasarwajo ini mengemuka. Pertama, abrasi yang terus melanda kawasan pesisir Pasarwajo. Kedua, ancaman tsunami, banjir rob, kenaikan permukaan air laut, gempa bumi dan angina topan. Tsunami pernah menghantam Pasarwajo sebagai dampak gempa di laut Flores tahun 1992 silam.
“Relokasi ini diorientasikan pada dua hal. Pertama, penataan kawasan permukiman terintegrasi dan berkelanjutan (aman, produktif dan inklusif) dan untuk mendukung KEK Aspal Buton,” ungkapnya.
Rencananya, lanjutnya, Pemprov Sultra dan BNPB akan melakukan verifikasi ke lapangan untuk melakukan penilaian yang lebih komprehensif. Pemprov sendiri sudah punya hitungan sendiri jika relokasi ini diwujudkan.
Discussion about this post