Komitmen Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan memang tinggi. Terbukti prevalensi stuntingnya turun drastis. Sesuai hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, prevalensi stunting di wilayah itu turun dari 18,5 persen pada 2021 menjadi 15,3 persen pada 2022. Dan targetnya “zero stunting” pada 2024.
Mengambil contoh wilayah garapan PCPI, kasus stunting di Desa Sidowaluyo, Kecamatan Sidomulyo, telah turun dari 11 kasus di 2022 menjadi 9 kasus di pertengahan tahun ini.
“Prevalensi stunting di 15 kabupaten yang menjadi wilayah garapan kami juga turun,” jelas Heny.
Harapan Heny dan rekan-rekannya, edukasi yang diberikan PCPI tidak hanya berhenti di satu titik di satu kabupaten, tapi hendaknya hingga ke wilayah RT melalui kerjasama dengan posyandu.
“Mengapa bekerjasama dengan posyandu?” Karena di situ ada pemberian makanan tambahan (PMT) dan rumah Dashat,” urai Heny.
Dalam aksinya, Heny bersama rekan-rekannya bukan hanya melulu membagikan pengetahuan seputar makanan dan kuliner. Lebih dari itu, sesuai visi PCPI, aksi sosial juga mereka lakukan. Dalam arti, anggota yang turun ke lapangan kerap membawa bahan-bahan makanan secara mandiri untuk diolah di rumah Dashat.
“Hasil pengajaran akan kami evaluasi tiga sampai empat bulan kemudian,” ucap Heny.
Pada setiap kegiatan, PCPI sedikitnya mengerahkan tiga anggota. Ada yang membagikan ilmu gizinya, ada pula yang menyajikan secara praktek.
“Tergantung keterampilan yang dimiliki masing-masing anggota,” jelas Heny.
Discussion about this post