“Terdapat sekitar 3.500 perajin atau pelaku UMKM kerajinan yang tersebar di berbagai wilayah di Sulawesi Tenggara. Ini merupakan potensi besar untuk meningkatkan perekonomian daerah jika dikelola secara serius dan berkelanjutan,” jelas Arinta Andi.
Arinta menekankan bahwa Dekranasda memiliki peran penting dalam mendorong pengembangan industri kerajinan daerah serta meningkatkan kesejahteraan perajin lokal. Organisasi ini tidak boleh hanya menjadi lembaga formal, tetapi harus mampu memberikan kontribusi nyata melalui berbagai program kerja yang aplikatif dan berkesinambungan.
Arinta juga menyoroti pentingnya penyederhanaan sistem pembiayaan kegiatan agar program Dekranasda dapat dilaksanakan lebih cepat dan fleksibel.
“Sebelumnya pelaksanaan kegiatan banyak bergantung pada kerja sama dengan OPD terkait. Ke depan, diharapkan beberapa kegiatan bisa dijalankan secara mandiri dengan dukungan strategis dari pemerintah daerah, sehingga Dekranasda dapat lebih gesit dan efisien dalam merealisasikan program kerja,” ungkapnya.
Arinta berharap Rakerda 2025 dapat menghasilkan rencana kerja konkret yang tidak berhenti pada kegiatan seremonial, tetapi benar-benar bisa dilaksanakan di lapangan.
Arinta juga menegaskan bahwa program pembinaan dan pengembangan perajin perlu difokuskan pada aspek kualitas, kuantitas, dan kontinuitas, sehingga produk kerajinan dari Sulawesi Tenggara mampu bersaing di pasar lokal, nasional, bahkan mancanegara.
“Sinergitas antara Dekranasda Provinsi, Kabupaten/Kota, pemerintah daerah, serta seluruh stakeholder lainnya harus terus ditingkatkan agar pengembangan kerajinan dan pelaku UMKM dapat tercapai secara maksimal. Hal ini tentu akan berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat Sulawesi Tenggara,” pungkasnya.
Rapat Kerja Daerah Dekranasda Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2025 ini diharapkan menjadi langkah nyata dalam memperkuat peran Dekranasda sebagai motor penggerak ekonomi kreatif (Ekraf) daerah, sekaligus wujud komitmen pemerintah daerah dalam mendukung pemberdayaan perajin lokal menuju kriya yang berdaya saing dan berkelanjutan.
Editor: Ridho Achmed
Jangan lewatkan video populer:


Discussion about this post