Medical Technology Research Center,
Writing Center, Research Management Office, dan Indonesia Reproductive Medicine Research and Training Center (INA REPROMED), Research Biobank dan Bioinformatics Core Facilities yang mendukung penelitian genomik dan kedokteran presisi adalah bentuk nyata inovasi dan dedikasinya selama ini.
Dengan diterimanya penghargaan ini, diharapkan akan semakin banyak tenaga medis Indonesia yang
termotivasi untuk terus berkontribusi dalam meningkatkan kualitas kesehatan perempuan dan menjalin kolaborasi dengan komunitas medis internasional.
“Penghargaan ini merupakan kehormatan besar bagi saya dan seluruh tim yang telah berkolaborasi dalam penelitian dan inovasi di bidang kedokteran reproduksi,” ujar Prof. Budi.
“Ini akan menjadi motivasi bagi kami untuk terus berkontribusi dalam meningkatkan kualitas kesehatan reproduksi di Indonesia dan Asia,” tambahnya.
Gelar kehormatan ini diharapkan dapat semakin mendorong kemajuan dalam bidang kedokteran reproduksi dan menginspirasi generasi mendatang untuk terus berinovasi dalam pelayanan kesehatan.
Prof. Iko menerima penghargaan bergengsi dunia itu saat di Indonesia saat ini dunia kedokteran sedang menghadapi berbagai tantangan dan polemik yang cukup kompleks. Salah satu isu yang cukup ramai menimbulkan pro dan kontra adalah adanya keraguan terhadap kualitas dokter lulusan dalam negeri, sehingga muncul ide “naturalisasi dokter asing di Indonesia”.
Kehadiran dokter asing diharapkan dapat melatih dan meningkatkan keterampilan dokter lokal, mirip dengan konsep pelatih asing meningkatkan performa tim sepak bola nasional. Nah! Prof Iko yang meraih penghargaan RANZCOG telah menjawab kongkrit mengenai kemampuan dokter Indonesia.
Editor: Ridho Achmed
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post