Menurutnya, penggunaan obat bebas secara berlebihan (over dosis), kejadian efek samping, interaksi obat atau penyalahgunaan obat seringkali terjadi pada masyarakat dan dapat menyebabkan masalah kesehatan baru.
Masyarakat lebih sering melakukan swamedikasi atau upaya menggunakan atau memperoleh obat tanpa diagnosa, saran dokter, resep, pengawasan terapi ataupun penggunaan obat untuk mengobati diri sendiri tanpa konsultasi dengan petugas kesehatan.
“Berbagai gejala ringan seperti pusing, sakit kepala, demam, batuk, maag, dan lainnya dapat dilakukan swamedikasi sebagai penanganan awal. Namun apabila gejala menetap atau makin memburuk, pasien sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter,” ujar Disma.
Ia mengatakan, perilaku swamedikasi memang menghemat waktu dan biaya, namun dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan jika dilakukan dengan tidak tepat.
“Olehnya, pasien harus mencari informasi obat yang sesuai dengan penyakitnya. Maka dari itu tanya obat tanya apoteker,” beber Disma.
Masyarakat dapat menanyakan lima pertanyaan penting kepada apoteker yang harus terjawab sebelum mengonsumsi obat atau dikenal dengan istilah “tanya lima O”.
Tanya lima O yakni, apa kandungan dari obat tersebut, apa khasiat/indikasi obat, dosis obat, cara penggunaan obat, dan apa efek samping dari obat tersebut.
Seseorang, katanya, hendaknya mengetahui dan mengenali jenis obat yang akan dikonsumsi, apakah obat itu termasuk obat generik atau bukan, golongan obat keras atau obat bebas, dan apa kandungan obat tersebut.
Discussion about this post