Dengan nuansa yang lebih segar dan
cenderung rock, “Gumam” dibuka dengan intro minimalis yang hanya diisi oleh sequencer dan vokal, menggambarkan kondisi negara yang sunyi dan suram, di mana hanya segelintir orang yang berani bersuara jujur.
Saat verse pertama dimulai dengan lirik “infiltrasi menyusupi”, setelah baris terakhir intro “itulah kenyataan politik jadi tunggangan” dan “itulah kenyataan pemuja keserakahan”, lagu ini seakan menegaskan bahwa suara-suara yang melawan kesunyian mampu menggebrak ketidakadilan.
Synth bass ber-arpeggio yang terus bergerak menghadirkan nuansa gelombang yang mencerminkan suara-suara perlawanan yang semakin lantang. Dengan sentuhan indie rock dan synth rock, Iksan Skuter tetap setia menyuarakan ketidakadilan dan kebobrokan negeri, sembari tetap mengikuti perkembangan zaman.
“Gumam” menjadi simbol bahwa satu suara yang terkumpul dapat mendisrupsi upaya pelemahan kekuatan rakyat.
Proses produksi album Vis a Vis terbilang singkat, dilakukan selama Januari 2025 di kediaman Iksan Skuter di Yogyakarta. Album ini direkam dan diproduseri sendiri olehnya. Sementara proses mixing dan mastering dikerjakan oleh Rama Studio Project di Kota Malang.
“Proses rekaman aku kerjakan sendiri, dan relatif cepat selesai kalau tangan sendiri yang memainkan instrumen dan merekamnya. Kalau masalah efisiensi, memangnya pemerintah saja yang bisa efisiensi? Kami musisi yang hidup di Indonesia ya sudah lebih dulu dan lebih lama efisiensi dalam produksi,” ujar Iksan dengan gaya khasnya, Jumat 7 Maret 2025.
Discussion about this post