“Strategi terbaik adalah menjaga harga pangan pokok agar stabil, menjaga harga barang yang diatur pemerintah tetap terkendali, serta mendorong daya beli masyarakat melalui core inflation. Untuk itu, saya menyarankan agar gubernur, bupati, dan wali kota membuat forum koordinasi rutin dengan dinas pangan, pertanian, serta BPS untuk memantau harga di pasar,” jelasnya.
Mendagri menerangkan bahwa inflasi dibagi menjadi tiga komponen utama. Pertama, volatile food atau harga bahan pangan yang mudah bergejolak karena sangat dipengaruhi mekanisme pasar. Kedua, administered prices atau harga barang/jasa yang diatur pemerintah seperti BBM, listrik, dan air minum, yang jika naik akan berdampak langsung pada inflasi.
Ketiga, core inflation atau inflasi inti yang mencerminkan daya beli masyarakat, seperti pada sektor pendidikan, kesehatan, restoran, pakaian, dan barang non-pokok lainnya. Menurut Tito, stabilitas ketiga komponen ini sangat menentukan keseimbangan ekonomi dan kesejahteraan rakyat.
Tito menyebutkan, di Sulawesi Tenggara inflasi terakhir tercatat 3,72% dengan empat komoditas utama penyumbang kenaikan yakni cabai merah, cabai rawit, bawang merah, dan beras.
“Dengan intervensi seperti Gerakan Pangan Murah ini, saya yakin harga bisa terkendali, daya beli masyarakat tetap terjaga, dan ketahanan pangan kita semakin kuat,” katanya.
Sementara itu, Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie dalam sambutannya menyampaikan bahwa gerakan pangan murah merupakan wujud nyata pelaksanaan arahan Presiden RI untuk memastikan ketahanan pangan dan daya beli rakyat tetap terjaga di tengah dinamika harga global.
“Ketersediaan dan keterjangkauan pangan adalah hak rakyat yang wajib kita pastikan bersama. Kami menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Mendagri, Badan Pangan Nasional, serta Gubernur Sultra atas kolaborasi yang nyata dalam menjaga stabilitas pangan. Ketahanan pangan tidak bisa dibangun sendiri, tetapi harus melalui gotong royong lintas sektor,” kata Anindya.
Ia juga memberikan apresiasi khusus kepada Perum Bulog yang konsisten menjaga stok beras dan bahan pokok, serta seluruh pelaku usaha yang turut berperan aktif mendukung kegiatan pangan murah di Sulawesi Tenggara.
Gerakan pangan murah di Kendari ini menjadi momentum penting dalam memperkuat kolaborasi lintas sektor antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dunia usaha, dan masyarakat. Kegiatan ini tidak hanya menjadi upaya menekan inflasi dan menjaga daya beli rakyat, tetapi juga bagian dari strategi besar menuju swasembada pangan nasional.
Editor: Ridho Achmed
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post