<strong>PENASULTRA.ID, BUTON</strong> - Siotapina adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). Dari ibu kota Kabupaten Buton, Pasarwajo ke Siotapina membutuhkan setidaknya 30-40 menit perjalanan dengan jarak sekitar 45 km. Masyarakat di kecamatan ini sebagian besar adalah petani dan nelayan. Menurut Camat Siotapina, Muhammad Ridwan, Siotapina merupakan kecamatan dengan angka stunting tertinggi kedua di Kabupaten Buton setelah Lasalimu Selatan. Hasil pengukuran melalui Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM) tahun 2023 angka stunting di Siotapina tercatat sebanyak 358 kasus atau 23,63%. Sementara Lasalimu Selatan ada 375 kasus atau 27,27%. Melihat angka stunting yang sangat tinggi, baik angka stunting skup wilayah kabupaten dari hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 sebesar 27,2% (tertinggi di Provinsi Sulawesi Tenggara), maupun angka hasil pengukuran EPPGBM tersebut di atas (Buton 16,79%), Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Sultra merasa perlu "turun gunung". Tujuannya agar dapat melihat dari dekat sekaligus bertemu dengan masyarakat utamanya para ibu hamil (bumil), para calon pengantin (catin), ibu pemilik baduta dan balita, serta para ketua tim percepatan penurunan stunting (TPPS) tingkat kecamatan hingga tingkat desa. Kamis 13 Juni 2024, DP3APPKB Sultra menggelar pertemuan dan sosialisasi bertajuk "Fasilitasi Pembimbingan Pengembangan dan Penguatan Penyiapan Pengasuhan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)" di aula Kecamatan Siotapina. Dalam sambutannya, Kepala DP3APPKB Sultra, Abdul Rahim berpesan kepada Camat Siotapina agar bisa memberikan oleh-oleh untuk warga. Salah satunya adalah melakukan pencegahan dan menurunkan angka stunting hingga nol pertumbuhan atau bebas stunting. "Di Siotapina ini seharusnya angka stuntingnya kecil, atau tidak ada stunting di sini karena di sekeliling kita adalah laut yang menghasilkan banyak ikan berkelas. Tanahnya juga subur bisa ditanami segala macam tumbuhan dan buah-buahan," kata Rahim. Pada kesempatan itu juga Rahim menitip pesan kepada Camat Siotapina agar menyampaikan pada para kepala desanya untuk turut serta berperan aktif dalam upaya pencegahan dan penurunan angka stunting. Antara lain dengan cara pemanfaatan dana desa. "Bisa juga dengan dana desa dibuatkan baliho yang memuat isi pesan tentang upaya pencegahan stunting. Minimal 3 atau 4 baliho setiap desa sudah lumayan. Dengan baliho pesan itu bisa dilihat dan dibaca setiap hari oleh warga desa," ujarnya. Kepada seluruh peserta sosialisasi, Rahim mengungkapkan bahwa Sulawesi Tenggara adalah bagian dari Indonesia yang sudah merdeka hampir 80 tahun. Pada 2045 mendatang, Indonesia akan memasuki usia 100 tahun yang biasa disebut sebagai Indonesia Emas. "Maka dari itu, sebelum muncul Indonesia Emas tahun 2045, kita sebagai orang tua saat ini harus bisa menyiapkan generasi-generasi yang juga kualitasnya seperti emas," tegas Rahim yang langsung disambut tepuk tangan oleh seluruh peserta. Dalam pertemuan dan sosialisasi ini juga menghadirkan sejumlah pemateri yang berkompeten di bidangnya. Mereka adalah, Ketua Tim Kerja Halakiemas Perwakilan BKKBN Sultra, Kadis PPKB Buton dan Kadis Kesehatan Buton. <strong>Penulis: Mustakim</strong> <strong>Editor: Ridho Achmed</strong> <strong>Jangan lewatkan video populer:</strong> https://youtu.be/TL8AKM-76IQ?si=-MkgQPIfZtVwjTeS
Discussion about this post