Dengan cara ini, selain menjaga kebiasaan belajar, santri juga bisa semakin mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
2. Menghindari Lingkungan yang Negatif
Liburan di rumah tentu membuat santri kembali berinteraksi dengan keluarga, teman-teman, dan lingkungan sekitar. Di sinilah tantangan utama dalam menjaga akhlak Islami.
Pergaulan yang tidak terkontrol, baik dengan teman sebaya yang tidak sejalan dengan nilai-nilai pesantren atau bahkan kebiasaan buruk keluarga yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, bisa mempengaruhi sikap dan perilaku santri.
Oleh karena itu, sangat penting untuk mengingatkan para santri agar senantiasa menjaga akhlak dalam berinteraksi dengan orang lain. Ajarkan kepada mereka untuk tidak terpengaruh oleh pergaulan yang bisa merusak karakter dan aqidah, seperti ikut merayakan Tahun Baru Masehi (tasabuh) dengan begadang, membakar petasan, kembang api, minum-minuman keras atau hura-hura lainnya.
Selain itu orang tua hendaknya selalu mengingatkan mereka untuk menjaga sopan santun, berkata baik, dan menghindari perbuatan yang sia-sia (lagha). Orang tua bisa memberikan contoh dengan mempraktikkan akhlak yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
3. Meningkatkan Kualitas Diri
Liburan bukan hanya sekadar waktu untuk beristirahat, tetapi juga bisa menjadi kesempatan untuk meningkatkan kualitas diri. Para santri dapat memanfaatkan waktu liburan untuk melakukan kegiatan yang bermanfaat, seperti belajar keterampilan baru, mengembangkan hobi positif, atau mendalami bidang ilmu tertentu yang ingin dikuasai lebih dalam.
Misalnya, santri bisa mulai menulis jurnal harian (diary), mengikuti kursus online, atau berlatih untuk menjadi lebih terampil dalam membaca dan menulis. Semua kegiatan ini, selain bermanfaat untuk pengembangan diri, juga dapat menjadi media untuk tetap menjaga semangat belajar dan beribadah.
4. Menjaga Kedekatan dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala
Discussion about this post