PENASULTRA.ID, JAKARTA – Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Prof. Muhadjir Effendy menekankan poin-poin intervensi strategis percepatan penurunan stunting dan penghapusan kemiskinan ekstrem.
Hal tersebut dikemukakan Muhadjir saat Roadshow yang digelar secara daring di Provinsi Jambi, Senin 17 April 2023.
Muhadjir menyampaikan, terkait akurasi pengukuran bayi stunting di setiap daerah perlu adanya alat pengukuran yang standar. Oleh karena itu, dia berharap pada 2023, seluruh Puskesmas dan Posyandu telah memiliki USG dan alat antropometri sesuai dengan standar untuk menyajikan data akurat prevalensi stunting di tiap daerah.
“Saya kira nanti dapat melakukan pelatihan-pelatihan kader sehingga semuanya bisa menguasai betul-betul, menguasai teknik strategis cara mengukur termasuk para dokter yang belum paham tentang USG barangkali ada nanti juga supaya ada pelatihan. Kalau anggaran dari pusat belum ada saya mohon Pemprov bisa mengalokasi pelatihan ini secara besar-besaran agar bisa segera terealisasi upaya kita untuk menyajikan hasil uji EPPGBM yang tepat,” kata Muhadjir.
Selain itu, Muhadjir meminta Pemda untuk mengusulkan pemenuhan sanitasi dan air bersih melalui Menteri PUPR pada tahap dua di tahun 2023 bagi daerah-daerah yang membutuhkan dalam rangka penanganan intervensi sensitif risiko tinggi stunting.
Kemudian, mengusulkan daerah-daerah kantong kemiskinan untuk upaya bantuan rumah layak huni bagi keluarga risiko tinggi stunting.
Sebagaimana informasi yang disampaikan oleh Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga, Nopian Andusti, dari 919.705 keluarga risiko tinggi stunting di Provinsi Jambi terdapat 12,26% keluarga yang memiliki rumah tidak layak huni, 9,8% keluarga yang tidak memiliki akses air minum yang layak, dan 8,4% diantaranya tidak memiliki jamban yang tidak layak.
Nopian berharap dalam upaya percepatan penurunan stunting, Pemerintah Daerah Provinsi Jambi dapat melakukan intervensi dari hulu ke hilir. Salah satu upaya yang perlu dilakukan yaitu gerakan pencegahan melalui pemeriksaan kesehatan tiga bulan sebelum menikah bagi calon pengantin lewat aplikasi Elsimil.
“Pemeriksaannya sederhana sekali hanya HB-nya, lingkar lengan atasnya, masa berat tubuh dan tinggi badannya. Ini kenapa tiga bulan kita bahas, karena dengan tiga bulan sebelum menikah ini apabila terjadi gangguan kesehatan bagi calon pengantin maka dapat dilakukan intervensi kesehatan. Kita harapkan dan pastikan setelah menikah atau kondisi hamil dalam kondisi sehat walafiat,” terang Nopian.
Discussion about this post