“Pariwisata yang berkelanjutan sudah sepantasnya tidak hanya mengutamakan jumlah kunjungan, tetapi juga mengedepankan pengalaman berwisata yang bermakna dan kemakmuran bagi masyarakat,” kata Widiyanti.
Selanjutnya, Kementerian Pariwisata juga berkomitmen memperkenalkan Indonesia secara lebih strategis sekaligus mengoptimalkan dampak ekonomi dari penyelenggaraan event yang memiliki efek multiplier tinggi, melalui program event dengan Intellectual Property Indonesia.
Terakhir, Kementerian Pariwisata juga terus mendorong pengembangan lebih dari 6.000 desa wisata, yang ada di seluruh Indonesia melalui pembinaan masyarakat dan penguatan kapasitas lokal.
“Pemerintah pun berkomitmen mengarahkan pembangunan pariwisata ke arah yang lebih ramah lingkungan dan berbasis masyarakat, termasuk melalui pengembangan desa wisata di berbagai penjuru Indonesia dan strategi high quality tourism yang lebih berkelanjutan,” kata Widiyanti.
Desa Wisata, menurut Widiyanti, memiliki peran strategis sebagai contoh konkret penerapan prinsip ekonomi sirkular, salah satu topik yang didiskusikan pada pertemuan “The 37th CAP-CSA Joint Commission Meeting”. Desa Wisata juga menjadi ruang ideal untuk menerapkan prinsip daur ulang, pemanfaatan kembali sumber daya, serta produksi dan konsumsi berkelanjutan.
Program strategis Kementerian Pariwisata juga merupakan bentuk dukungan terhadap Asta Cita Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto sebagai pilar pertumbuhan ekonomi Indonesia yang inklusif.
“Mari kita optimalkan potensi sektor pariwisata sebagai pilar pertumbuhan ekonomi Indonesia yang inklusif, melalui pemberdayaan masyarakat lokal hingga pengembangan usaha berbasis komunitas untuk membantu mengurangi kemiskinan secara berkesinambungan,” ujar Widiyanti memungkas.
Editor: Ridho Achmed
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post