Menurutnya, Indonesia melihat tren positif dalam perjalanan dan pariwisata global dengan pertumbuhan 130 persen pada Januari 2022, dibandingkan dengan tahun 2021.
“Namun, kami tidak boleh berpuas diri. Sangat penting bagi kita untuk tidak kembali ke pendekatan bisnis seperti biasa. Kita harus membangun kembali industri pariwisata dengan lebih baik, lebih berkelanjutan, dan lebih tangguh,” Sandiaga Uno menambahkan.
Ia mengatakan, pengembangan sektor pariwisata yang berkelanjutan harus melihat tidak saja isu lingkungan atau kesejahteraan lingkungan. Tapi juga harus mengangkat martabat budaya lokal, masyarakat dan pengetahuan tradisional, serta menciptakan keseimbangan antara pariwisata massal dan pariwisata berkualitas.
Untuk mewujudkan itu, dibutuhkan elemen-elemen yang saling berhubungan. Pertama adalah pendekatan multi-stakeholder.
“Saat ini, kita juga perlu melihat peran kaum milenial dan generasi Z dalam keberlanjutan tidak hanya sebagai turis, tetapi juga sebagai investor. Oleh karena itu, keterlibatan dengan demografis pada pariwisata berkelanjutan harus menjadi prioritas,” kata Sandiaga.
Kedua, perlunya penguatan peran masyarakat sebagai agen perubahan transformasi pariwisata.
“Dengan program Desa Wisata kami mengintegrasikan akomodasi lokal, daya tarik, dan saling melengkapi di bawah koordinasi pemerintahan desa dibungkus dengan kearifan lokal,” ujar Sandiaga.
Discussion about this post