“Satu lagi yang selalu saya ingat Desa Madenan yang kesohor sebagai desa penghasil durian terbaik dan terlezat di Indonesia. Tahun lalu kita promosikan dalam Festival Ki Raja di Madenan,” kata Sandiaga.
Pengembangan Aksesibilitas
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Buleleng, Bali, Gede Suyasa menyampaikan, penyebaran wisatawan baik wisman maupun wisnus dari Bali Selatan yang berkunjung ke Kabupaten Buleleng, Bali Utara tidak mencapai 10 persen.
Pada semester I tahun 2024, jumlah kunjungan wisman ke Buleleng sebanyak 270.000 kunjungan dan wisnus baru mencapai 500.000.
“Pariwisata Buleleng mengalami high seasons hanya 2 bulan, yaitu Juli- Agustus dan peak seasons di Desember-Januari dengan angka okupansi hotel rata-rata 80 persen, selebihnya selama low seasons angka okupansi hotel hanya 20-30 persen,” kata Gede Suyasa.
Kondisi ini membuat Pemkab Buleleng hanya menargetkan pendapatan daerah dari PHR (Pajak Hotel dan Restoran) sebesar Rp200 miliar, di mana pada semester I 2024 baru tercapai 49 persen.
Gede Suyasa menyampaikan, rendahnya angka penyebaran wisatawan dari Bali Selatan ke Buleleng, Bali Utara, karena terkendala oleh aksesibilitas, terutama infrastruktur jalan yang membuat perjalanan menjadi lama dan panjang.
Oleh karena itu, perbaikan infrastruktur menjadi fokus pemerintah daerah dalam upaya menggairahkan pariwisata yang berkelanjutan.
”Salah satu faktor rendahnya persentase kunjungan wisatawan dari Bali Selatan ke Kabupaten Buleleng karena aksesibilitas atau jarak tempuh yang jauh dan cukup memakan waktu. Oleh karena itu, perbaikan infrastruktur menjadi fokus pemerintah daerah dalam upaya menggairahkan pariwisata yang berkelanjutan,” kata Gede Suyasa.
Sekda Buleleng berharap adanya pembangunan Jalan Nasional Baru (Short Cut) Singaraja-Mengwitani, yang saat ini sudah mencapai titik 3-8 perlu dilanjutkan pembangunannya sampai mendekati pusat Kota Singaraja, yang diharapkan bisa membantu dalam mengatasi masalah aksesibilitas tersebut.
Discussion about this post