Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Kabupaten Buleleng Gede Dody Sukma Aktiva Askara menyampaikan, pengembangan pariwisata di Bali Utara fokus pada eco-community based tourim sebagai upaya dalam menerapkan konservasi lingkungan alam dan budaya masyarakat.
“Buleleng mempunyai dataran tinggi, sepanjang Bali Utara memiliki hutan lindung dan hutan desa yang harus kita jaga. Juga mempunyai garis pantai terpanjang di Bali dengan terumbu karang dan biota lautnya harus kita jaga. Begitu pula budaya masyarakat kita pelihara dan kembangkan dalam kegiatan kepariwisataan untuk kesejahteraan masyarakat,” kata Gede Dody Sukma Aktiva Askara.
Pengembangan eko wisata berbasis masyarakat akan saling mengisi antara kepetingan pelaku usaha industri pariwisata dengan masyarakat dalam rangka mewujudkan pariwisata di Bali Utara yang berkualitas dan berkelanjutan ramah terhadap lingkungan.
“Kita fokus pada pengembangan eco-community based tourim dengan atraksi wisata alam dan budaya yang banyak memberikan edukasi kepada wisatawan untuk turut serta menyangga lingkungan alam dan mengapresiasi budaya masyarakat setempat,” katanya.
Program itu bertujuan untuk mendiseminasi dan mempromosikan destinasi pariwisata di Bali Utara yang belum banyak diketahui wisatawan sekaligus sebagai upaya menjawab isu overtourism di Bali akibat persebaran wisatawan yang tidak merata atau sebagian besar berada di Bali Selatan yang akhir-akhir ini banyak diangkat dalam pemberitaan media baik nasional maupun internasional.
Karokom Kemenparekraf/Baparekraf I Gusti Ayu Dewi Hendriyani menyampaikan, kegiatan press tour ke Buleleng Bali Utara diikuti 15 media nasional dan media internasional berlangsung selama 3 hari (9-11 Agustus 2024) sebagai wujud kolaborasi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng dengan Kemenparekraf.
Sumber: Kemenparekraf
Editor: Ridho Achmed
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post