“Bukan hanya desa saja yang boleh mendaftar, di Aceh ada gampong, di Sumbar ada Nagari juga bisa mendaftar yang memiliki daya tarik bagi pengunjung. Untuk akomodasi boleh apa saja tapi yang terpenting pengelolanya adalah masyarakat,” ujar Menparekraf.
ADWI 2022 sendiri bertujuan untuk menunjukkan kolaborasi antara masyarakat dalam upaya mengembangkan potensi desa di wilayah masing-masing. Sehingga diharapkan mampu memberikan nilai tambah dan menciptakan peluang usaha serta lapangan kerja.
“Saya ingin mengingatkan kita semua bahwa sebentar lagi akan masuk ke tanggal 31 Maret 2022, dimana itu sudah masuk batas akhir pendaftaran ADWI 2022,” ujarnya.
Seperti diketahui, ADWI 2022 akan menghadirkan 7 kategori penilaian yang bisa diunggulkan desa-desa wisata di sana yakni daya tarik wisata, homestay, konten digital dan kreatif, suvenir, toilet, dan CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability) dan kelembagaan desa.
Menparekraf berharap agar seluruh desa wisata yang ada di Indonesia mendaftarkan desanya melalui laman website jadesta.kemenparekraf.go.id. Tercatat berdasar data tahun 2021, dari total 7.275 desa wisata Indonesia, yang mendaftar baru sekitar 25 persen. Sehingga tahun ini, Menparekraf menargetkan 3.000 desa bisa masuk ke dalam jaringan desa wisata.
Discussion about this post