“Puncak-puncaknya kasus Covid-19 pada 11, 12 Oktober kemudian setelah itu sudah tidak banyak lagi, karena orang sudah banyak kembali, kira-kira 65 sampai 70 persen,” Amali menambahkan.
Meski demikian, tak dipungkiri adanya keterbatasan penerapan protokol kesehatan (prokes) selama berjalannya PON XX Papua cukup terkendali.
View this post on Instagram
“Menurut saya bisa dilihat, kan kekhawatiran orang bisa menjadi klaster yang besar karena sekitar 20 ribu yang hadir itu diperkirakan, bisa banyak, tapi ini seperti yang sembuh sudah banyak,” ujar Amali.
Pada kesempatan itu, Amali kembali mengklarifikasi terkait adanya surat dari Badan Anti-Doping Dunia (WADA) yang menyatakan Indonesia tidak mematuhi standar anti-doping karena tidak mengikuti Test Doping Plan (TDP) yang dibuat pada tahun 2020.
“Atas kejadian itu selanjutnya PON dipersilakan berjalan dan sampelnya ditunggu, apabila kita ingin menyelenggarakan kegiatan internasional ke depannya, banyak kegiatan kita dari berbagai cabang olahraga, kita akan disupervisi Japan Anti Doping Organization, lembaga antidoping Jepang menjadi mentor kita,” urai Amali.
Discussion about this post