Tiga model pembelajaran yang diusulkan—unplugged (tanpa perangkat), plugged (menggunakan perangkat lokal), dan internet-based—adalah hasil dari pendekatan inklusif terhadap disparitas teknologi.
Optimisme dan Arah Masa Depan
Lebih dari sekadar kebijakan, langkah Kemendikdasmen ini adalah lompatan strategis dalam memperkuat hak belajar anak Indonesia di era digital. Secara filosofis, pendidikan berbasis teknologi bukan hanya penguasaan alat, tapi pembentukan karakter: berpikir kritis, kolaboratif, dan adaptif.
Secara yuridis, inisiatif ini sejalan dengan amanat UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang menyebutkan pentingnya pengembangan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang cakap, kreatif, dan mandiri.
Dalam perspektif sosiologis, pembelajaran coding dan AI juga menjadi alat pemerataan kesempatan. MDPI (2025) mencatat bahwa 52% penggunaan AI dalam pendidikan di negara berkembang difokuskan pada penilaian otomatis, materi ajar adaptif, dan brainstorming. Ini artinya, teknologi bisa mempercepat keadilan belajar.
Di tingkat dasar, menurut Statista (2023), hanya 5% siswa SD di Indonesia memiliki komputer pribadi. Namun 72% memiliki akses ke ponsel pintar. Maka, pengembangan AI dan coding berbasis perangkat mobile bukan saja solusi praktis, tapi jembatan harapan.
Sekretaris Ditjen PAUD Dikdasmen, Praptono, merangkum urgensi ini dengan bijak: “Coding dan AI bukan sekadar alat, tapi keterampilan penting yang akan membentuk anak-anak menjadi pribadi kreatif, inovatif, dan siap menghadapi masa depan.”
Menuju 2025, seluruh elemen bangsa perlu bergandengan tangan. Pendidikan tidak pernah menjadi urusan satu pihak. Ini adalah kerja kolektif bangsa. Dengan strategi berbasis data, evaluasi formatif melalui TKA, dan keterlibatan lintas sektor, Indonesia sedang menata ulang peta pendidikan nasional.
Sebuah peta yang tidak hanya mengajarkan anak-anak tentang dunia, tapi juga membekali mereka untuk membentuk dunia itu sendiri.
Generasi emas digital bukan mimpi, melainkan cita-cita yang sedang ditanam dengan kebijakan yang strategis dan penuh harapan. Dan seperti pohon yang baik, ia akan tumbuh subur jika dirawat bersama, oleh semua pihak, dengan keyakinan bahwa masa depan Indonesia dimulai dari ruang-ruang kelas hari ini.(***)
Penulis adalah Pengamat Hukum & Pendidikan UIN SAIZU
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post