Disana kita temukan fenomena, bahwa tak ada satu pun yang tahu siapa pencipta lagu mars dari masing-masing institusi yang digelutinya. Terutama lagu mars Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. Bisa, dijamin mulai dari Pimpinan Komisariat hingga pimpinan DPP tidak tau siapa pencipta sebenarnya lagu mars IMM itu.
Rezim Orde Baru menggunakan lagu mars untuk propaganda ideologi menentang pemerintah. Nilai-nilai pemaksaan dalam pembuatan lirik lagu tidak fleksibel dan harmonis, kadang terkesan maksa. Ini yang menjadi momok para komposer dan penyanyi. Bagaikan robot yang tersistem bukan menggunakan perasaan dalam menyanyikan.
Lebih parahnya menyanyikan mars menjadi beban bagi individu. Padahal substansi lagu mars adalah alat perlawanan untuk membangkitkan giroh perjuangan. Pasalnya setiap lagu dapat menunjukkan kinerja dalam posisi, nada, penghayatan. Terlihat jelas dari ekspresi, saat posisi bernyanyi sembari memukulkan makna yang terkandung dalam lagu mars, terasa seperti sesuatu yang hambar dan menjadi kegiatan formal saja.
Bisa digaris bawahi menyanyikan lagu mars organisasi secara pribadi dimanapun berada dan sedang apa saja secara reflex maka menjadi tolak ukur kinerja, perasaan dan pikiran dalam sebuah aktivitas organisasi.
Misteri sejarah penciptaan lagu mars Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) bisa dibagi dalam beberapa tahapan, yakni; Tahap Penciptaan, proses kelahiran lagu mars pada saat tahun 1963 itu merupakan refleksi realitas dan diaspora sejarah itu sendiri sejak 1934-1963. Diantara sekian panjang perjalanan, seorang Djazman Al-Kindi bertindak sebagai komposer berkelas yang dituntut harus mampu melahirkan sebuah genre lagu mars pergerakan sehingga Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah yang bisa hidup seribu zaman dalam perjalanan doktrin organisasi.
Djazman memulai menyerukan kepada seluruh kaum muda agar bersama lakukan amar makruf nahi mungkar untuk meluruskan kiblat bangsa dan mengisinya kelak. Djazman membuat dan menulis lagu Mars Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) memiliki dua fase malam. Pada malam pertama, kata-kata awal yang muncul dalam oretan tulisan Djazman membuat Mars IMM adalah:
Ayolah Ayo-ayo….
Derap derukan langkah
Dan kibar geleparkan panji-panji
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
Sejarah Ummat Telah Menuntut Bukti
Kelahiran kata “Ayolah… Ayo…Ayo.. dan Ingatlah Ingat-Ingat….” dalam lagu mars IMM itu, berasal dari lagu petani miskin kota yang diaransemen dalam genre Islami. Sementara kata “Seribu Zaman” terkandung harapan, cita dan tujuan mulia amar makruf nahi mungkar, sebagaimana harapan Djazman terhadap keberlangsungan organisasi.
Kirim lagu mars IMM juga kerap ditulis dan terelaborasi dalam pidato-pidato Djazman Al-Kindi seperti pidatonya pada 14 Maret 1965 saat Milad pertama Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. Djazman Al-Kindi mengatakan “Kita harus hidup seribu zaman lagi, tampuk pimpinan umat ada di kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah.”
Kemudian, kalimat “Derap derukan langkah” dan “Dan kibar geleparkan panji-panji” bersumber dari semangat ke-Islaman yang muncul yang senantiasa melakukan napak tilas terhadap perubahan yang terjadi. Secara literal “Derap Derukan Langkah” merupakan bagian dari upaya perjuangan Islam dan dilakukan oleh para mahasiswa dan pemuda Ulil Albab.
Sementara makna dari kalimat “Dan Kibar Geleparkan Panji-Panji” bersumber dalam ayat Ali Imron 190-191, dinyatakan adanya aspek realitas dan interpretasi intrinsik (proses) sebagai hasil proses fikir dan zikir.
Padanan arti “Kibar dan Panji” berarti ada kesinambungan antara kemampuan berfikir dan membangun dari realitas empirik dengan metode induktif dan deduktif. Namun sekaligus pertajam analisisnya dengan mengasah hati dan rasa melalui berzikir sehingga menghasilkan gerakan nyata (makna; Geleparkan Panji-Panji).
Sedangkan kalimat terakhir “Sejarah Ummat Telah Menuntut Bukti” merupakan karya monumentalnya. Dalam tulisannya menyebutkan bahwa kalimat diatas muncul sebagai refleksi atas lahirnya partai Masyumi yang menyatukan Muhammadiyah dan NU bersama hampir semua gerakan Islam, adalah basis sosial politik partai Islam Masyumi.
Dalam pidato Djazman Al-Kindi pada Milad Pertama IMM mengatakan kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah harus ingat bahwa kita telah dikungkung berbagai penderaan fitnah yang dilakukan pihak lain.
Penyebabnya tiada lain, karena kaum intelektual, mahasiswa, aktivis pergerakan dan bahkan pemimpin negeri ini tercoreng dalam kubangan adu domba sehingga sekarang seperti berada dalam negara yang tidak merdeka sama sekali. Padahal “Sejarah Ummat Telah Menuntut Bukti” melalui berbagai daya upaya perjuangan memerdekakan bangsa ini.
Pada malam kedua, Djazman Al-Kindi nampaknya sedang mengoret-oret tinta bolpoin yang dimulai dengan susunan kata dan kalimat yang sepadan. Penuntasan mars IMM kali ini merupakan ejawantah dari niat untuk membina generasi kaum muda dengan modal sumberdaya manusia yang baik dan berkepribadian unggul. Berharap Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) menjadi cendikia yang susilo cakap takwa kepada Tuhan sebagai pewaris pimpinan umat.
Rasa takut yang kita miliki kepada Allah menjadi kekuatan doktrin iman dan ketaqwaan maupun ideologi kita. Sehingga dapat memisahkan mana yang benar dan salah. Mari saling tolong-menolong dalam kebaikan. Janganlah engkau seperti orang yang berkata “aku sudah mendengar, padahal tidak mendengar. Semoga keselamatan akan tetap menyertai kita dari awal sampai akhir sehingga “Niat telah diikrarkan.”
Berbagai gagasan kritis dan kreatif tentang keagamaan dalam tafsir kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah merupakan titik awal dalam arungi sejarah perjalanannya. Djazman Al Kindi sebagai maestro sekaligus pendiri serta pemikir landasan ideologis IMM dalam berbagai perspektif.
Terutama kali ini rupanya Djazman Al Kindi memberikan pidato pada aspek sosial keagamaan sebagai respon atas kondisi yang tengah terjadi di dalam tatanan masyarakat, bangsa dan negara. Maka disinilah letak ketokohan, kecerdikan dan kelihaian Djazman dalam pergerakan nasional, yang membawa IMM sangat anggun dalam berpikir.
Discussion about this post