Calon pengantin juga perlu melihat kemampuan yang bisa mereka lakukan terutama dalam pembiayaan. Ada beberapa pengantin lebih memilih melakukan pernikahan dengan sederhana dan mengalokasikan dana lainnya untuk keperluan kehidupan berumah tangga.
Ada pula yang merasa mampu dan menganggap jika pernikahan yang hanya dilakukan satu kali seumur hidup ini perlu diadakan dan dirayakan dengan sanak saudara juga teman-teman dengan meriah.
Pembahasan mengenai pernikahan tidak hanya menjadi topik yang banyak
dibicarakan akhir-akhir ini, namun juga sudah menjadi topik yang banyak diangkat oleh para penulis Indonesia dalam sebuah karya. Seperti di platform menulis dan membaca digital Cabaca, tidak sedikit karya penulisnya yang mengangkat topik pernikahan.
Seperti novel Git and Ran’s Marriage karya Signaturecoffee yang mengisahkan tentang Brigita, seorang cucu dari konglomerat Aswindo, dipertemukan dalam ikatan perjodohan dengan Pangeran yang juga merupakan anak konglomerat.
Dalam keadaan saling membutuhkan satu sama lain, mereka menyepakati untuk menikah. Namun, pernikahan dengan tujuan bisnis itu semakin hari semakin tidak wajar. Ada satu titik di mana keduanya harus bisa menelaah perasaan dan komitmen masing-masing.
Selain novel Git and Ran’s Marriage, ada pula novel lainnya dengan topik
pernikahan. Seperti Untouchable Wedding Dress karya Oktaehyun, lalu Infinity Fate karya Tyanhardiana, Wedding Dress for My Ex karya Revenura, The Resident karya
Nathaalzahidi, dan lainnya.
“Bisa dibilang novel tentang pernikahan adalah topik nomor satu di platform Cabaca. Hal ini wajar sebab pernikahan kan momen yang diharapkan hanya terjadi sekali dalam seumur hidup dan novel adalah bangunan dunia sederhana yang kurang lebih menggambarkan kehidupan nyata,” ungkap Co-Founder Cabaca, Fatimah Azzahrah, saat diwawancarai secara daring pada Senin 6 Februari 2023.
Menurutnya memang banyak orang mencari jawaban atas kegelisahan mereka tentang kehidupan pernikahan, dari dalam novel.
“Nikah karena perjodohan dari dulu sudah ada, dari zaman Siti Nurbaya. Nggak lantas sekarang cerita pernikahan jadi hilang. Konteks sosial budaya dan ekonominya saja yang berubah, mengikuti yang dipahami masyarakat,” ujar Fatimah.
Editor: Ridho Achmed
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post