Berdasarkan kegiatan, NPL Bank umum dan BPR masing-masing sebesar 1.70 persen dan 7.83 persen. Adapun indikator fungsi intermediasi (LDR) mencapai 124.48 persen.
Adapun lima besar penyaluran kredit sektor ekonomi di Sultra didominasi untuk pemilikan peralatan RT Lainnya sebesar Rp15,31 Triliun (38,42 persen), sektor perdagangan besar dan eceran sebesar Rp7.33 Triliun (18,38 persen), pemilikan rumah tinggal sebesar Rp5,48 Triliun (share: 13,73 persen), sektor pertanian, perburuan dan kehutanan sebesar Rp3,43 Triliun (8,60 persen) dan pertambangan dan penggalian sebesar Rp1,98 Triliun (4,96 persen).
“Melihat tingginya penyaluran kredit konsumtif menunjukkan peningkatan aktivitas konsumsi masyarakat yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi secara umum, karena akan ada perputaran uang yang lebih cepat di sektor-sektor yang terkait dengan kebutuhan konsumtif,” ujar Bismi.
Selanjutnya, akses kredit yang lebih mudah di sektor ini membantu masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka, seperti kepemilikan peralatan rumah tangga yang berkualitas, yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan keluarga di Sultra.
“Namun demikian, IJK akan terus didorong untuk meningkatkan penyaluran kredit produktif dengan target multiplier effect yang lebih besar,” Bismi memungkas.
Penulis: Yeni Marinda
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post