Mengapa pemerintah fokus menggenjot penerimaan dari pajak, apakah pemerintah hanya bertugas sebagai pemungut pajak? Padahal pengelolan SDA dengan benar akan mampu mencukupi PNPB.
Berbeda dengan sistem kapitalisme, dalam konsep keuangan Islam, pajak bukanlah merupakan pos pendapatan utama sebuah negara. Pajak (dharibah) hanyalah pos darurat yang akan dipungut oleh negara kepada warga negara tertentu jika keuangan negara dalam kondisi kritis, dalam Islam negara memiliki banyak sumber pemasukan.
Pos pendapatan pertama, bagian fa’i dan kharaj. Mencakup seksi (ghonimah, fai dan khumus) seksi kharaj, seksi status tanah, seksi jizyah, seksi fa’I dan seksi dharibah (pajak). Kedua, bagian pemilikan umum meliputi, migas, listrik, pertambangan, laut, sungai, perairan dan mata air, hutan dan padang rumput, dan aset-aset yang diproteksi negara untuk keperluan khusus. Ketiga, bagian sedekah, meliputi zakat uang dan perdagangan, zakat pertanian dan zakat peternakan.
Pemimpin Negara akan mengoptimalkan pengolahan sumber daya alam milik umum dan pungutan yang tidak memberatkan seperti zakat mal, jizyah, kharaj dan lainya. Dari semua pos pemasukan itu Negara akan mendapatkan pemasukan yang besar sehingga tidak perlu menarik pajak.
Dharibah (pajak) hanyalah pemasukan yang bersifat insidential, tidak terus menerus. Pajak hanya ditarik dari orang-orang kaya ketika kas Negara kosong, sedangkan ada kebutuhan mendesak yang harus dipenuhi. Oleh karenanya, pajak bukanlah sumber pendapatan negara utama sebagaimana yang terjadi di sistem kapitalisme saat ini.
Pemimpin Negara tidak akan memungut pajak dari seluruh rakyatnya (kaya maupun miskin) secara terus menerus, sebagaimana yang sedang terjadi di negeri ini sekarang.
Pemimpin akan berupaya menciptakan kesejahteraan bagi rakyatnya sepanjang waktu, memberikan pendidikan gratis dan kesehatan gratis sehingga rakyat tidak perlu mengeluarkan uang lagi.
Pemimpin pun akan menetapkan sistem pengupahan yang adil, yaitu pekerja mendapat upah yang layak sesuai dengan kerjanya sehingga cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari hari, wallahu a’lam bishowab.(***)
Penulis berasal dari Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post