<strong>PENASULTRA.ID, WAKATOBI</strong> - Petani rumput laut di Desa Liya Mawi Kecamatan Wangi-wangi Selatan Kabupaten Wakatobi mengadakan doa syukuran bersama warga, Kamis 18 Agustus 2022. Doa syukuran tersebut dilakukan di pantai desa sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT karena berhasil melakukan panen puluhan ton rumput laut jenis cotony. Gelaran doa itu dihadiri Pemerintah Desa Liya Mawi dan Bupati Wakatobi, Haliana bersama istri sebagai ketua PKK Kabupaten dan sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD). Salah satu petani rumput laut, La Juma mengaku bahagia lantaran ditengah hasil panen yang memuaskan, harga rumput laut jenis cotony melambung tinggi hingga 45 ribu rupiah per kilo gram (Kg). La Juma mengatakan, atas bantuan bibit rumput laut kultur jaringan yang di berikan Pemerintah sangat mempengaruhi hasil panen petani rumput laut se Liya raya. Dengan bantuan bibit kultur jaringan yang diberikan KKP melalui balai bibit Takalar, dari satu kilo gram menjadi empat kilo gram. “Terima kasih kepada pak bupati. Kami senang sekali kalau hasil panen kami dan harga rumput laut bagus seperti ini. Kami mohon kalau bisa harganya tinggi seperti ini," kata La Juma. La Juma meminta Pemkab Wakatobi menghadirkan industri rumput laut di Liya sebagaimana telah disampaikan Kementerian Kelautan Perikanan (KKP), Wahyu Trenggono saat meresmikan Desa Liya Bahari sebagai kampung bibit rumput laut bulan Juni lalu. Menanggapi hal itu, Bupati Wakatobi Haliana mengatakan, dalam mewujudkan salah satu visi pemerintahannya di sektor kelautan perikanan, pihaknya telah mampu meyakinkan KKP untuk memberikan bantuan kepada masyarakat terutama nelayan tangkap dan petani rumput laut. KKP telah memberikan kuota bantuan kepada nelayan tangkap dan petani rumput laut hingga tahun 2024 sebesar Rp36 miliar. Bantuan berupa alat tangkap dan bibit rumput laut akan disalurkan bertahap hingga tahun 2024. “Sejak Juni 2022 bantuan dari KKP terus mengalir. Beberapa minggu lalu pemda salurkan 1,6 ton bibit rumput laut cotony dan bantuan alat tangkap kepada petani dan nelayan. Semua itu upaya pemerintah untuk mendorong peningkatan produktivitas perikanan kita agar lebih sejahtera," ujar Haliana. Ia mengatakan, untuk memudahkan nelayan dan petani rumput laut mendapatkan bantuan maka harus membentuk kelompok sebagai syarat yang dimintai Kementerian. Kelompok bisa dibentuk melalui pemdes atau Kelurahan setempat dengan bantuan pendamping perikanan sebelum diserahkan ke Dinas Kelautan Perikanan Kabupaten Wakatobi. Menurut Haliana, kehadiran industri rumput laut merupakan salah satu solusi untuk menstabilkan harga rumput laut. Untuk itu ia menekankan agar seluruh petani rumput laut yang ada di Wakatobi dapat memanfaatkan lahan kurang lebih 56 ribu hektar untuk Budi daya rumput laut. “Di Liya ada sekitar 450 hektar kawasan Budi daya rumput laut, tapi baru termanfaatkan sekitar 150 hektar. Kalau petani bisa manfaatkan 450 hektar itu akan mudah kita hadirkan industri rumput laut seperti yang di sampaikan pak Menteri itu karena itu syaratnya adalah peningkatan produktivitas," Haliana menambahkan. “Lahan untuk mendirikan industri rumput laut sudah disampaikan pak menteri langsung ke Kades Liya Bahari dan ia siap. Sekarang kita dorong semua petani untuk tingkatkan produktivitas dengan cara memanfaatkan area kurang lebih 450 hektar itu untuk Budi daya. Kalau itu sudah kita lakukan maka pabrik atau industri mudah kita datangkan” Haliana memungkas. <strong>Penulis: Deni La Ode Bono</strong> <strong>Editor: Yeni Marinda</strong> <strong>Jangan lewatkan video populer:</strong> https://youtu.be/Gtcapnk_x6I
Discussion about this post