Berbeda dengan bahan dasar ayam, cara memasaknya bahkan lebih sederhana karena sangat minim bumbu. Bahkan Rahman menyebut Parende adalah kuliner tanpa bumbu.
Awalnya, ayam yang telah dibersihkan dari bulunya lalu dibakar terlebih dahulu kemudian dipotong agar rasa tidak ada rasa anyir atau amis.
Siapkan wadah atau wajan yang berisi air secukupnya. Lalu masukkan ayam yang telah dipotong-potong tadi disertai serai, garam, penyedap rasa, serta yang paling utama ialah daun buah kedondong hutan yang masih muda atau goloh dalam bahasa Muna.
Daun inilah yang membuat lidah si perasa akan ketagihan untuk mencicipinya.
“Hanya seperti itu saja bahannya. Cara memasak juga langsung disatukan dalam wadah ditambahkan air disesuaikan dengan banyaknya ayam atau ikan yang diparende,” Rahman menambahkan.
Lalu masak hingga matang dan disajikan. Pasangan menu berkuah ini sangat cocok dimakan dengan nasi, Sinonggi, ataupun Kasuami.
Pengolahan Parende Berbahan Dasar Ayam di Muna
Parende berbahan dasar ayam di Muna hampir mirip dengan di Buton. Tapi ternyata cara atau teknik pemotongan ayam untuk membuat Kaparende khususnya di Muna cukup menarik.
Budayawan di Sultra, Wa Ode Sifatu mengatakan, di Muna ada perlakuan khusus saat memotong ayam.
“Harus dikerjakan secara manual tanpa air panas. Biasanya kan kalau mau mencabut bulu ayam harus di siram atau direndam air panas dulu, tapi di Muna tidak,” kata Sifatu.
Setelah bulu ayam dibuka, dikeluarkan isi perutnya, seperti usus dan lainnya. Kemudian dibakar sejenak untuk memastikan bulu halusnya bersih dan darahnya kering.
Discussion about this post