PENASULTRA.ID, JAKARTA – Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr. Hasto Wardoyo berharap calon presiden dan calon wakil presiden memasukkan pembangunan manusia dan bonus demografi dalam visi dan misinya.
“Jadi saya berharap betul kepada para capres dan cawapres ini bukan hanya menjanjikan bantuan sosial aja. Jangan hanya yang sifatnya charity. Menurut saya investasi dalam kualitas (manusia) ini penting sekali. Jangan hanya terjebak kepada SDM secara physically. Melihat hal-hal yang sifatnya ideologis dan substansional, ini belum tentu related dengan yang elektoral,” kata Hasto usai menyampaikan orasi ilmiah pada Wisuda Universitas Respati Indonesia (Urindo) Tahun Akademik 2022-2023 di Sasana Kriya Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Kamis 26 Oktober 2023.
“Karena rakyat masih banyak yang belum paham masalah ideologi dan masalah substansional nggak paham. Rakyat hanya paham program-program charity. Siapa lagi yang bisa memperjuangkan hal-hal yang sifatnya ideologi dan substasional. Kalau menurut saya fokus kepada pembangunan keluarga ini menjadi sangat penting. Fokusnya kepada bangunlah badannya, bangunnya jiwanya, tetapi dengan rumahnya adalah di dalam keluarga,” tambahnya.
Orasi ilmiah itu mengangkat tema “Meningkatkan Kualitas Penduduk Indonesia Menuju Indonesia Emas”.
Hasto mengatakan, pemerintah daerah dan masyarakat harus mengusulkan supaya pembangunan manusia.
“Dalam arti bagaimana yang mental disorder ini kurang sehat, stress, depresi, anxietas hidupnya, tidak ada yang mengusulkan Pak Bupati bikin bangsal jiwa, psikolog, dokter jiwanya ditambah. Sifatnya (aspirasi masyarakat) biasanya hubungan elektoral karena menguntungkan,” kata Hasto.
“Karena itu menurut saya sekarang ini sudah waktunya dalam hal untuk mensikapi bonus demografi harus berubah dong. Saya berharap tentang hal seperti ini masuk ke dalam visi misinya Presiden. Kalau menurut saya visi misi pembangunan manusia itu sudah dimulai oleh Pak jokowi itu mulai periode pertama revolusi mental,” ujar Hasto lagi.
Menurut Hasto kalau stuntingnya di bawah 8% pendapatan perkapita bisa 22% lebih tinggi dari pada sekarang. Hal itu keren.
“Itulah pembangunan manusia strategi berikutnya adalah mencerdaskan. Nah kritik saya ya kita ini hanya terpaku kepada physically. Stunting itu kan fisik juga, tinggi lah, otak itu juga masuk fisik. Tapi ada fungsi otaknya cerdas, tapi kan mental emotional disorder itu jangan diabaikan. Banyak juga orang tidak stunting tapi eror. Itu juga akan bermanfaat,” ujar dia.
Discussion about this post