PENASULTRA.ID, JAKARTA – Panitia Tetap Anugerah Jurnalistik Adinegoro resmi mengumumkan para penerima Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2022. Pengumuman penerima penghargaan bergensi tahunan tersebut disiarkan secara langsung dari studio CNN Indonesia TV pada Jumat 27 Januari 2023 malam.
“Ini adalah penghargaan yang tidak lekang oleh waktu, masih tetap bertahan. Menurut saya ke sini semakin kaya kategori lomba dan pilihan bagus sehingga penghargaan Anugerah Jurnalistik Adinegoro ini makin prestisius apalagi diumumkan di puncak Hari Pers Nasional,” kata Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat, Atal S. Depari saat pengumuman nominee.
“Penghargaan jurnalistik ini akan tetap eksis ke depan,” ucap Atal S Depari, menegaskan.
Dari segi kualitas, menurut Atal, syarat indepth reporting atau liputan berkedalaman dalam Anugerah Jurnalistik Adinegoro justru menuntut wartawan meningkatkan skill-nya.
“Itu sebabnya Adinegoro akan hidup panjang,” ucapnya lagi.
Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika, Usman Kansong yang juga hadir menilai karya-karya jurnalistik peraih Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2022 menunjukkan bahwa kekritisan pers Tanah Air tidak padam.
“Tetap sikap kritis, keprihatinan kita terhadap masyarakat korban Kanjuruhan dan sebagai harapan tentu saja proses peradilannya tetap berlangsung adil, terselip pesan seperti itu saya kira,” ucapnya.
Menurut Usman, dengan pengetahuan yang memadai maka berita yang ditulis wartawan akan berbeda, punya analisis tajam, perspektif baik, serta kedalaman.
“Kedalaman dan kelengkapan ini penting saya kira di era media sosial yang hanya menampilkan berita itu sepotong-potong, instan,” terangnya.
Usman pun mencontohkan buku Melawat Ke Barat karya jurnalis legendaris Indonesia, Adinegoro.
“Saya kira ini travel jurnalisme pertama dalam dunia pers. Melawat memang artinya mengunjungi, visit tapi punya makna yang dalam kalau kita lihat dari konteks jurnalistik, apa itu? Mengecek ke lapangan, melihat, endingnya apa? Verifikasi, itu yang kurang di kita sekarang,” tandas Usman Kansong.
Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu mengungkapkan ada 691 kasus pers yang ditangani Dewan Pers sepanjang tahun 2022. Menurut Ninik, kasus-kasus pers ini muncul di antaranya karena tidak menaati kode etik jurnalistik, tidak mengindahkan keberagaman, substansinya mengarah pada isu-isu bernuansa ras dan berpotensi memecah belah.
“Di Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2022 banyak sekali peserta masuk di nomine dan pemenang, tidak terbantahkan ini karya-karya jurnalistik yang berkualitas,” ucap Ninik.
Sementara itu, Ketua Panitia Ketua Panitia Tetap Anugerah Jurnalistik Adinegoro, Rita Sri Hastuti menyebut dari tujuh kategori, liputan berkedalaman untuk media siber yang paling banyak pesertanya.
Discussion about this post