“Pernikahan pada usia yang kurang dari 20 tahun menghasilkan kondisi kesehatan yang jauh lebih buruk. Oleh karena itu, kondisi pernikahan dini juga harus kita perhatikan. BKKBN selalu berkampanye, jangan terlalu muda kurang dari 20 tahun sudah hamil, jangan terlalu tua lebih 35 tahun masih ingin hamil, jangan terlalu sering hamil,” katanya.
“Dalam hal ini, hamilnya berkali-kali dan kemudian juga jangan terlalu banyak, tentu sesuai dengan kondisi kesehatannya. Kesadaran mengonsumsi tablet tambah darah tentu menjadi kunci sukses, dalam hal ini, untuk mengatasi kondisi anemia dan sekaligus untuk mencegah Stunting,“ tambah Hasto.
Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas sangat mendukung masuknya isu stunting dalam bimbingan calon pengantin.
“Isu stunting akan kami juga dorong, dan akan kami adopsi menjadi materi-materi dalam khotbah jumat, ceramah atau tausiyah. Dan melalui penyuluhan agama dan da’i, da’iyah ini kita semua harpakan semua calon keluarga Indonesia benar-benar mempersiapkan diri sebagai keluarga yang siap secara mental, material, dan spiritual. Dan dengan dukungan kurang lebih 50 ribu penyuluh agama islam, serta puluhan ribu da’i dan da’iyah, program ini InshaAllah akan segera kita sinergi kan agar pelaksanaannya berjalan sesuai dengan target,“ tegasnya.
Puluhan ribu Penyuluh Agama, Da’I, dan Da’iyah diberikan penguatan tentang Percepatan Penurunan Stunting (PPS) terkait bimbingan pernikahan kepada para calon pengantin. Acara Holaqoh Nasional ini dilaksanakan secara hybrid pada Kamis, 6 Oktober 2022 di Istana Wakil Presiden Republik Indonesia dan akun YouTube TP2S Setwapres.
Editor: Ridho Achmed
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post