<strong>PENASULTRA.ID, JAKARTA</strong> - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menegaskan para calon pengantin untuk memeriksa kesehatan sebelum melangsungkan pernikahan. Hal tersebut penting dilakukan agar ketika hamil, sang ibu dan janin tidak mengalami kekurangan nutrisi dan gizi sehingga bayi yang dilahirkan sehat dan tidak stunting. Salah satu aplikasi yang digunakan untuk memantau dan memeriksa kesiapan dari calon pengantin itu dikeluarkan oleh BKKBN dengan Kementerian Agama dan diberi nama aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Siap Hamil (Elsimil). Sebanyak 151.599 calon pengantin telah terdata pada aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Siap Hamil (Elsimil) sejak di-launching BKKBN bersama Kementerian Agama di Bantul 11 Maret 2022 lalu. Namun 17,8% diantaranya tercatat masih anemia, 7,2% terlalu muda, 7,5% nya terlalu tua, dan 18% kurang energi kronis. Pencatatan kesehatan para calon pengantin dalam masa bimbingan calon pengantin yang melibatkan Kementerian Agama tersebut merupakan salah satu bagian dalam upaya Percepatan Penurunan Stunting yang dilakukan oleh BKKBN. “Upaya penurunan stunting ini sejalan dengan apa yang diajarkan oleh agama dalam al-quran. Stunting berdampak tidak hanya pada kesehatan tetapi juga ekonomi, pendidikannya nanti tidak baik, itu stunting menjadi sumber malapetaka yang kalau kita tidak atasi,” jelas Wakil Presiden Republik Indonesia Ma’ruf Amin saat memberikan sambutannya pada acara Halaqoh Nasional Pelibatan Penyuluh Agama, Da’i, dan Da’iyah Untuk Mendukung Percepatan Penurunan Stunting, Kamis 6 Oktober 2022. Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr. (H.C) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) pada kesempatan yang sama juga mengungkapkan bahwa Anemia, kekurangan gizi, kekurangan asam folat, kekurangan vitamin D, membuat perempuan yang nantinya hamil cenderung placentanya tipis, dan anaknya tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup sehingga akhirnya menjadikan potensi Stunting. “Pernikahan pada usia yang kurang dari 20 tahun menghasilkan kondisi kesehatan yang jauh lebih buruk. Oleh karena itu, kondisi pernikahan dini juga harus kita perhatikan. BKKBN selalu berkampanye, jangan terlalu muda kurang dari 20 tahun sudah hamil, jangan terlalu tua lebih 35 tahun masih ingin hamil, jangan terlalu sering hamil," katanya. "Dalam hal ini, hamilnya berkali-kali dan kemudian juga jangan terlalu banyak, tentu sesuai dengan kondisi kesehatannya. Kesadaran mengonsumsi tablet tambah darah tentu menjadi kunci sukses, dalam hal ini, untuk mengatasi kondisi anemia dan sekaligus untuk mencegah Stunting,“ tambah Hasto. Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas sangat mendukung masuknya isu stunting dalam bimbingan calon pengantin. “Isu stunting akan kami juga dorong, dan akan kami adopsi menjadi materi-materi dalam khotbah jumat, ceramah atau tausiyah. Dan melalui penyuluhan agama dan da’i, da’iyah ini kita semua harpakan semua calon keluarga Indonesia benar-benar mempersiapkan diri sebagai keluarga yang siap secara mental, material, dan spiritual. Dan dengan dukungan kurang lebih 50 ribu penyuluh agama islam, serta puluhan ribu da’i dan da’iyah, program ini InshaAllah akan segera kita sinergi kan agar pelaksanaannya berjalan sesuai dengan target,“ tegasnya. Puluhan ribu Penyuluh Agama, Da’I, dan Da’iyah diberikan penguatan tentang Percepatan Penurunan Stunting (PPS) terkait bimbingan pernikahan kepada para calon pengantin. Acara Holaqoh Nasional ini dilaksanakan secara hybrid pada Kamis, 6 Oktober 2022 di Istana Wakil Presiden Republik Indonesia dan akun YouTube TP2S Setwapres. <strong>Editor: Ridho Achmed</strong> <strong>Jangan lewatkan video populer:</strong> https://www.youtube.com/watch?v=ldv6luPeLVI
Discussion about this post