<strong>PENASULTRA.ID, JAKARTA</strong> - Pemerintah berkomitmen mengoptimalkan penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) Desa. Dimana setiap keluarga (Keluarga Penerima Manfaat/KPM) menerima Rp300 ribu per bulan selama 12 bulan yang disalurkan sekaligus per tiga bulan atau sebesar Rp900 ribu. Wakil Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia (RI), Budi Arie Setiadi mengatakan, kebijakan BLT Dana Desa berperan sebagai jaring pengaman sosial di masa pandemi, untuk menopang daya beli masyarakat agar perekonomian desa produktif dan bergerak. "Sejauh ini, penyerapan dana desa per 17 Agustus 2021 telah tersalurkan sebanyak 55,75 persen dari pagu sebesar Rp72 triliun," kata Budi dalam Dialog Media Center KPCPEN via Youtube, Kamis 19 Agustus 2021. Menurutnya, kriteria keluarga yang menerima BLT Desa yakni keluarga miskin non program keluarga harapan/bantuan pangan non-tunai dan yang kehilangan mata pencaharian. Kemudian mempunyai anggota keluarga yang rentan sakit menahun/kronis, belum terdata (exclusion error) serta keluarga miskin penerima Jaring Pengaman Sosial (JPS) lainnya yang terhenti baik yang bersumber dari APBD dan/atau dari APBN. “Pendataan dilakukan oleh kepala desa. Jumlah KPM dapat ditambah, sebagai respon atas perkembangan kondisi ekonomi rakyat akibat pandemi. Penambahan tersebut diputuskan atas dasar musyawarah desa, siapa yang berhak mendapatkan,” ungkap Budi. Sementara itu, Wali Kota Singkawang, Tjhai Chui Mie mengatakan, BLT Dana Desa di Singkawang telah disalurkan diatas 91 persen melalui transfer PT Pos Indonesia. BLT tersalurkan tepat sasaran tanpa potongan apa pun dan terdokumentasikan dengan baik. “Validasi dan akurasi data dilakukan oleh tim khusus dibantu anggota masyarakat setempat, sehingga kami memiliki data yang tepat by name dan by address untuk memastikan tidak ada kesimpangsiuran penyaluran,” ungkap Tjhai. Ditempat yang sama, Sekretaris Jenderal Asosiasi Perangkat Desa Seluruh Indonesia (APDESI), Ipin Arifin mengapresiasi program jaringan sosial BLT Dana Desa, juga Bantuan Program Padat Karya yang juga diluncurkan oleh pemerintah. <blockquote class="twitter-tweet"> <p dir="ltr" lang="in">Soal Penghentian Galian C, Haliana Akan Minta Solusi Pemerintah Pusat <a href="https://t.co/3RhYqKJlw6">https://t.co/3RhYqKJlw6</a></p> — Penasultra.id (@penasultra_id) <a href="https://twitter.com/penasultra_id/status/1428182660556509186?ref_src=twsrc%5Etfw">August 19, 2021</a></blockquote> <script async src="https://platform.twitter.com/widgets.js" charset="utf-8"></script> Program tersebut efektif untuk menciptakan lapangan pekerjaan terutama bagi mereka yang tidak memiliki keahlian, kehilangan pekerjaan, dan tidak memiliki pekerjaan tetap. "Bantuan ini dipercaya mampu meningkatkan kualitas hidup rakyat, meningkatkan daya beli, sekaligus menggerakkan perekonomian, yang pada akhirnya juga akan menambah pemberdayaan ekonomi dan sumber daya lokal," terang Ipin. Senada, Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE), Piter Abdullah menyebut, BLT Dana Desa sangat penting dilihat dari posisi strategis desa dalam perekonomian, sehingga harus terus dioptimalkan. Desa, katanya, hanya berkontribusi 14 persen dari PDB nasional. Namun demikian, selama pandemi, desa terbukti mampu menahan tingkat pengangguran terbuka serta menahan naiknya angka kemiskinan. “Semoga program BLT Dana Desa ini dapat mengubah kondisi desa sehingga lebih baik, mandiri dan mampu jadi sumber penggerak ekonomi,” harap Piter. Menyoroti perubahan penyaluran dari Rp 300 ribu per bulan menjadi Rp 900 ribu per 3 bulan disalurkan sekaligus, Piter menilai kebijakan tersebut positif, karena nilai yang diterima warga lebih besar, sehingga bisa melakukan pengelolaan dana dengan lebih baik. “Namun bantuan adalah bantuan, sifatnya adalah membantu. Jadi kita tidak bisa menuntut pemerintah untuk bekerja seorang diri. Setiap pihak saling mendukung bekerja bersama-sama agar masyarakat segera bisa merdeka dari pandemi Covid-19,” pungkas Piter. <strong>Penulis: Yeni Marinda</strong> <strong>Jangan lewatkan video populer:</strong> https://www.youtube.com/watch?v=XPTfDD4NCEg
Discussion about this post