Hugua menggambarkan mimpi besar bahwa forum ini dapat membuka peluang ekspor langsung produk perikanan dan perkebunan Sulawesi Tenggara ke Tiongkok dan negara lain.
“Simulasi ini sangat realistis. Jika tercapai, dampaknya tidak hanya bagi Kota Kendari, tetapi pertumbuhan ekonomi seluruh kawasan Sultra,” terangnya.
Hugua juga menekankan bahwa event ini harus menampilkan kearifan lokal, ritual budaya, UMKM, kuliner lokal, hingga kerajinan daerah yang menjadi identitas Kendari.
“Kota Kendari adalah parameter Provinsi Sulawesi Tenggara. Ini waktu bagi kita menunjukkan value of local wisdom kepada dunia,” ujarnya.
Sementara itu, Sekjen UCLG ASPAC, Bernadia Irawati Tjandradewi memberikan paparan mengenai skala besar organisasi tersebut.
“Kalau di PBB ada 198 negara, UCLG melibatkan 250 ribu pemerintah daerah di 144 negara. Kendari, untuk pertama kalinya, masuk dalam global mapping. Ini luar biasa,” ungkapnya.
Ia menjelaskan bahwa Asia Pasifik adalah regional terbesar dalam UCLG karena mencakup negara-negara berpenduduk besar seperti Tiongkok, India, dan Indonesia. Dengan menjadi tuan rumah, Kendari memiliki peluang besar menjalin kemitraan internasional dan membuka ruang investasi baru.
Bernadia mengingatkan pentingnya menyiapkan rencana investasi (investment plan) yang jelas agar investor memahami sektor prioritas Kendari, seperti pertanian, industri, dan pariwisata.
Selain itu, forum juga akan mengangkat ASEAN Community Vision 2045, di mana Kendari akan menjadi tuan rumah dialog antara pemerintah daerah dan stakeholder dari 11 negara ASEAN.
UCLG ASPAC memperkirakan bahwa forum nanti akan dihadiri lebih dari 20 negara, dan berpotensi melibatkan delegasi dari Afrika dan Eropa.
Bernadia menegaskan bahwa kunci keberhasilan kegiatan ini adalah kolaborasi.
“Saya optimistis Kendari bisa sukses. Komitmen pemerintah kota sangat tinggi. Sinergi antara Pemkot dan Pemprov sangat luar biasa,” pungkasnya.
Editor: Ridho Achmed
Jangan lewatkan video populer:

Discussion about this post