PENASULTRA.ID, KENDARI – Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Andap Budhi Revianto menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) membahas langkah antisipasi dan mitigasi menyikapi musim pancaroba, termasuk kesiapan pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional (PIN), di Ruang Rapat Gubernur, Rabu 3 Juli 2024.
Rakor yang dipimpin langsung oleh Pj Gubernur Sultra ini dihadiri oleh Kepala Stasiun (KS) Meteorologi Sultra dan kepala dinas terkait, seperti, Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan, Dinas Kesehatan, Dinas Kehutanan, Dinas Sosial, Dinas Perkebunan dan Hortikultura, serta BPBD.
Dalam paparannya, KS Meteorologi Sugeng mengatakan, Juli 2024 ini telah memasuki pancaroba (peralihan musim penghujan ke kemarau, dan sebaliknya). Selain itu, saat musim pancaroba akan berpotensi terjadinya puting beliung, hujan disertai petir, dan angin kencang.
“Beberapa wilayah kita telah memasuki awal musim kemarau Pak Gub, yakni Kota Kendari, Kabupaten Konawe Kepulauan, sebagian Bombana, dan Pulau Buton. Selain itu, perlu diantisipasi potensi terjadinya puting beliung, hujan disertai petir, dan angin kencang. Mungkin dapat diatensi untuk memangkas pohon yang sudah tua maupun papan reklame yang rapuh,” ujar Sugeng.
“Diperkirakan puncak kemaraunya pada bulan September, selanjutnya bulan Oktober masuk peralihan ke musim penghujan. Tapi tidak perlu panik, Insya Allah kemarau tahun ini tidak seperti tahun lalu (alami El-Nino). Puncak kemarau tahun ini frekuensinya di angka 73,68%,” terangnya lagi.
Sugeng juga memaparkan bahwa saat musim kemarau nanti, ada beberapa kabupaten yang frekuensi hujannya sangat rendah dan berpotensi terjadi Karhutla. Kiranya hal ini dapat diantisipasi dan dimitigasi risikonya.
“Kabupaten Buton Tengah, Buton Selatan, Kota Baubau, dan Pulau Kabaena Bombana akan menjadi wilayah yang frekuensi hujannya rendah. Kiranya kita dapat antisipasi potensi terjadinya Karhutla Pak Gub,” papar Sugeng.
Selanjutnya, Kadis Tanaman Pangan dan Peternakan Pemprov Sultra La Ode Muhammad Rusdin Jaya mengungkapkan bahwa pertanaman padi yang mengalami kerusakan akibat banjir pada tahun 2024 seluas 3.726,02 ha (puso seluas 772,27 ha).
Rusdin mengatakan telah melakukan pemenuhan Prasarana Sarana Pertanian (PSP) sebagai upaya untuk meningkatkan ketahanan bencana dan perubahan iklim.
Discussion about this post