Ketika menginjak usia 21 tahun, dia mampu menggantikan sang ayah memimpin Kesultanan Turki Ustmani, sebuah beban berat bagi seorang pria dengan umur tersebut. Namun dia diberkahi Allah SWT. dengan kecerdasan sehingga menjadi seorang ahli taktik militer, teknik, sains, matematika dan tentu saja seorang ahli ibadah, yang tidak pernah meninggalkan salat malam dan rawatibnya.
Perpaduan iman dan ilmu yang menyatu dalam amal perbuatan, menjadikannya tokoh terkenal dunia, karena mampu menaklukkan Konstantinopel yang kala itu bentengnya tidak bisa ditembus pasukan manapun selama 8 abad lamanya. Kedigdayaan Byzantium akhirnya jatuh di tangan Muhammad Al-Fatih.
Kegemilangan yang diraih sekaligus membuktikan kebenaran hadis nabi bahwa “Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” (HR. Ahmad).
Dengan demikian, seyogianya dan sudah selayaknya para pemuda saat ini tidak hanya mampu menginspirasi dan berkontribusi dari sisi materi, tetapi lebih dari itu mampu menjadi agen perubahan suatu peradaban yang cemerlang agar kelak tak hanya sukses di dunia, namun juga di akhirat kelak. Wallahu a’lam bi ash-shawab.(***)
Penulis: Guru dan Penulis Asal Konawe
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post