<strong>PENASULTRA.ID, BENGKULU</strong> - Pendaratan Lion Air dalam penerbangan nomor JT-630 rute Jakarta (CGK)–Bengkulu (BKS) pada Senin 8 Mei 2023 terpaksa dialihkan ke Palembang (PLM). Keputusan pilot mengalihkan pendaratan ini berdasarkan kondisi aktual cuaca yang tidak baik dengan kurangnya jarak pandang yang tidak memungkinkan untuk mendarat dengan aman di Bandar Udara Fatmawati Bengkulu. Lion Air (kode penerbangan JT) member of Lion Air Group mengaku bertanggungjawab akan hal ini. Pasalnya, keselamatan penerbangan dan kenyamanan penumpang menjadi faktor utama. Corporate Communications Strategic of Lion Air, Danang Mandala Prihantoro mengatakan, Lion Air memberikan informasi yang jelas dan terperinci kepada semua penumpang. Pemberitahuan diberikan dengan menyampaikan alasan pengalihan pendaratan sebagai langkah terbaik untuk mengutamakan keamanan dan keselamatan penumpang. "Lion Air penerbangan nomor JT-630 dioperasikan menggunakan Boeing 737-900ER registrasi PK-LHU membawa 188 penumpang dan tujuh kru. Pesawat mendarat secara normal di Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang pukul 18.44 WIB (GMT+ 07)," ungkap Danang dalam keterangan, Senin 8 Mei 2023 malam. Setelah mendapatkan informasi, Bandar Udara Fatmawati Bengkulu telah dinyatakan aman untuk operasional penerbangan, berdasarkan pemberitahuan resmi dan memperoleh kepastian dari otoritas terkait kondisi cuaca di Bengkulu telah membaik dan memungkinkan untuk mendarat dengan aman, Lion Air melanjutkan penerbangan dari Palembang menuju Bengkulu. "Lion Air penerbangan nomor JT-630 lepas landas dari Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang pukul 19.59 (GMT+ 07) dan sudah mendarat di Bandar Udara Fatmawati Soekarno Bengkulu pukul 21.00 WIB," kata Danang. <strong>Mengapa Mengalihkan (divert) ke Palembang?</strong> Pengalihan pendaratan di bandar udara alternatif, seperti Palembang dalam penerbangan JT-630 adalah langkah yang tepat, wajar dan normal dilakukan demi menjaga keselamatan dan keamanan penerbangan. Kondisi cuaca kurang baik di Bengkulu, seperti kurangnya jarak pandang dan kecepatan angin tinggi, dapat menyebabkan risiko bagi penerbangan. Dalam hal ini, sesuai standar operasional prosedur, Palembang dipilih sebagai bandar udara alternatif karena terdekat dari Bengkulu yang memenuhi kriteria keselamatan dan memiliki kondisi cuaca yang lebih baik guna mendaratkan pesawat dengan aman. "Sebelum melakukan pengalihan pendaratan, Lion Air telah memastikan bahwa Bandar Udara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang siap menerima penerbangan dan memenuhi persyaratan operasional yang diperlukan," jelas Danang. Pengalihan pendaratan ke bandar udara alternatif dalam kondisi cuaca buruk merupakan tindakan yang rutin dilakukan oleh maskapai penerbangan di seluruh dunia demi menjamin bahwa penerbangan dapat berlangsung aman dan mengurangi risiko yang mungkin timbul akibat kondisi cuaca yang tidak baik (tidak memenuhi kualifikasi penerbangan). <strong>Editor: Ridho Achmed</strong> <strong>Jangan lewatkan video populer:</strong> https://youtu.be/fR5oS0PPTH4
Discussion about this post