PENASULTRA.ID, KENDARI – Perhelatan Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) masih menyisakan waktu sekitar dua tahun lagi, namun para bakal calon sudah mulai menampakkan diri. Tidak terkecuali di Sulawesi Tenggara (Sultra), khususnya di Kota Kendari.
Mayjend (Purn) Andi Sumangerukka adalah salah satu figur yang tengah hangat di perbincangkan sebagai salah satu bakal calon Gubernur Sultra pada 2024 mendatang.
Kemunculan sosok mantan Pangdam XIV/Hasanuddin tersebut tentu saja menuai banyak pro dan kontra, sebagaimana lazimnya bakal calon yang lain.
Terlepas dari dirinya yang akan maju sebagai bakal calon Gubernur Sultra, salah satu hal yang paling menyita perhatian publik kota Kendari adalah dukungan yang diberikan lulusan Akmil 1987 itu terhadap salah satu bakal calon Wali Kota Kendari, Abdul Rasak.
Sebagian kalangan menilai bahwa dukungan yang diberikan Jenderal Bintang Dua yang dikenal dengan akronim ASR tersebut kepada Abdul Rasak sebagai strategi jitu untuk memuluskan langkah politiknya, khususnya di Kota Kendari.
Sebagaimana diketahui, Rasak adalah tokoh paling populer di Kota Kendari yang juga dikenal memiliki basis pemilih fanatik yang terlihat solid sejak perhelatan pemilihan wali kota Kendari tahun 2017 yang lalu.
Namun disisi lain, ada juga sebagian kalangan yang menilai, hadirnya ASR justru akan membuat sebagian pendukung Rasak, terutama masyarakat lokal bisa mengalihkan dukungannya ke calon lain.
Menanggapi hal tersebut, salah satu pendukung fanatik Abdul Rasak, Ikhsan Arisandhy pun angkat bicara.
Menurutnya, dalam politik tidak bisa menilai segala sesuatunya hitam putih. Realitas politik terus bergerak, sehingga memerlukan pembacaan secara utuh.
“Tidak boleh berkesimpulan dalam berpolitik. Situasi terus berkembang, pikiran kita juga harus bergerak maju. Pilkada jangan hanya dilihat sebagai “perang” antar calon. Ingat, dalam perhelatan politik ini, ada harapan masyarakat akan hadirnya pemimpin yang bisa membawa masyarakat kota Kendari ke arah yang lebih baik,” beber Ikhsan, Rabu 31 Agustus 2022.
Seharusnya, kata Ikhsan, masyarakat tidak termakan isu-isu primordial yang justru akan mematahkan peluang untuk mendapatkan pemimpin yang lebih baik.
Discussion about this post